#63 : Hero Internship (3)

85 6 0
                                    

Konbanwa

Kenapa 2000 kata? Karena besok senin

Gak nyambung? Iya, karena besok senin

Enjoy ♡

*

Api dengan cepat membakar seluruh gedung. Orang orang yang berada di sekitar tempat kejadian berlarian menjauh, beberapa orang berlari keluar dari gedung dengan tertatih, kepanikan terukir jelas di wajah mereka.

Aku, Akira, dan Hawks sampai disana dalam sekejap, memandang sekilas dengan penuh teror.

"Gawat, apinya sudah sebesar ini," Hawks mengernyit jeri, "aku tidak bisa mendekat."

Jantungku seolah berhenti berdetak setelah mendengarnya. Hawks tidak dapat mendekat, artinya dia tidak bisa berbuat banyak, ini tergantung pada kami berdua.

Kuteliti bangunan yang terbakar itu dengan cepat. Pasti masih ada beberapa orang yang terjebak di dalam. Aku meremas jemari dan segera mengambil tindakan, "aku akan masuk !"

"Tidak. Tunggu," Akira sontak menahan lenganku, "aku yang akan masuk."

"Apa ?!"

"Aktifkan SIVA agar kita bisa tetap terhubung," Dengan tenang namun tegas, dia menarikku ke belakang, "Ryuna, kau punya panah air kan ? Gunakan itu untuk setidaknya mencoba memadamkan api dari luar. Lalu, kalau bisa berikan pertolongan pertama pada para korban dengan kemampuan penyembuhan mu."Segera setelah mengatakan itu, Akira berlari ke dalam gedung yang terbakar.

"Tapi kau tidak bisa mengevakuasi sendirian ! Akira !" Aku tidak sempat menghentikannya.

Aku menggertakkan gigi dengan kesal sekaligus tegang dan melakukan apa yang Akira katakan. Kuciptakan puluhan panah air yang kemudian kutembakkan ke arah api. Panah airku tidak cukup, aku tahu. Aku harus memikirkan cara lain dan di sisi lain kepalaku tidak henti mengkhawatirkan sahabatku yang nekat itu.

Aku akan memberinya pelajaran kalau sampai terjadi sesuatu padanya karena aksi nekatnya itu.

***

Akira berlari masuk ke dalam gedung. Gedung itu berlantai lima. Kebakaran terparah terjadi di lantai tiga dan empat.

Diaktifkannya SIVA untuk memindai korban di lantai satu. Setelah beberapa lama, SIVA menyatakan lantai satu kosong. Maka dengan cepat, Akira melesat ke lantai dua. Sekali lagi, dipindainya lantai itu dengan cepat. Lantai dua juga kosong.

"Akira, bagaimana keadaanmu ?" Suaraku bergema dari jam tangannya.

Akira terkekeh pelan seraya mulai berlari di tangga menuju lantai tiga, "cara bicaramu seperti menanyakan kabarku, Ryuna."

"Jawab saja !"

"Lantai satu dan dua kosong. Aku menuju lantai tiga," jawab Akira masih dengan setengah tertawa.

Aku menarik napas tegang, "berhati hatilah. Lantai tiga dan empat paling parah. Bantuan akan datang sebentar lagi. Berjuanglah sedikit lebih lama."

"Baik. Aku terima kata kata penyemangatmu itu," sahut Akira dengan seringai iseng di wajahnya. Aku hanya mendengus kesal, tidak menjawab.

Akira tiba di lantai tiga dan sontak menutup hidung dengan lengannya. Api cukup besar di lantai ini dan asap yang mengepul cukup untuk membuat siapapun sesak napas. SIVA memindai lantai itu dan menemukan satu orang di pojok ruangan, tidak sadarkan diri.

"Ada satu orang di lantai tiga," Akira melaporkan lewat jam tangannya dan segera bergerak menghampiri korban.

"Baiklah. Hawks akan membawanya. Pergilah ke jendela," aku menjawab memberi instruksi.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now