"Ryuna, kau kembalilah ke kantor agensi ! Aku akan memeriksa disana !" Perintah Zea setelah melihat ledakan di kota di depan kami.
"Aku tidak boleh ikut ?" Tanyaku cemas.
Namun, Zea sudah melompati barrier barrier nya menuju ke Kota Hosu yang terlihat terbakar di depan sana.
Aku ragu ragu, karena lokasi yang dikirim Midoriya juga disana. Takutnya dia mengirim pesan SOS atau semacamnya.
"Ah pergi sajalah, kalau terjadi apa apa gimana," aku berbalik dan bergegas menyusul Zea setelah lama berkonflik batin.
Setengah jam kemudian aku sampai di Kota Hosu. Pusat kota dikelilingi api tapi tidak ada tanda tanda villain. Aku lanjut bergegas ke lokasi Midoriya.
Aku berdiri di atas gedung di dekat lokasi yang dikirim Midoriya. Aku melihat hero hero lain ada disana, menggiring Pembunuh Pahlawan, Stain yang kemarin kulihat di TV.
"Baguslah, semua sudah selesai, aku balik deh,"gumamku.
Baru beberapa detik setelahnya, seekor mutan terbang yang disebut Nomu itu, menukik turun menyambar Midoriya dan membawanya terbang. Aku bisa melihatnya duluan, karena posisiku sedang di atas atap gedung.
"Astaga baru juga mau pergi," aku melompat menyambar Nomu itu berniat membantingnya.
Tapi, tak selancar itu rencanaku berjalan. Stain melompat bersamaan denganku, lalu menepis tubuhku hingga terbanting ke dalam gedung p. Sebilah barrier menangkapku diikuti pemiliknya.
"Kau kenapa disini, sudah kubilang kembali saja !" seru Zea.
Aku meringis, "maaf. Temanku mengirim pesan darurat tadi, jadi aku kesini."Stain menusuk kepala Nomu dan membantingnya ke tanah bersamaan dengan Midoriya.
"Harus ada orang yang membangunkan pahlawan sebenarnya !" Seru Stain mengeluarkan aura mencekam, "majulah ! Para pahlawan palsu !"
Aku yang berada tak jauh diatasnya pun merasakan tekanan yang begitu mengerikan. Zea juga membeku di tempatnya. Mereka yang dibawah sana malah sudah tidak bisa berdiri dengan wajah pucat.
“Yang bisa membunuhku hanyalah…” penutup mata Stain terlepas memperlihatkan mata yang menatap tajam, “hanyalah All Might seorang !”
Selama beberapa detik tidak ada yang bisa bergerak. Suara pisau yang jatuh kemudian menyadarkanku. Aku melongok ke bawah, memastikan keadaan. Di bawah sana Stain berdiri membisu, kehilangan kesadarannya.
Setelah kejadian itu, aku kembali ke kantor agensi. Keesokan harinya Uraraka berbicara dengan Midoriya lewat telepon. Aku tidak menceritakan pada gadis itu kalau semalam aku pergi ke Kota Hosu, menjawab pesan Midoriya. Zea juga hanya melapor pada Gunhead. Tapi, entah bagaimana caranya, Souma dan Haku pagi itu meneleponku dan menceramahiku.
"Astaga gimana kalian tahu aku ke Kota Hosu sih ?!"
"Jelas lah ! Menemukan keberadaanmu itu mudah, Ryuna !" Jawab Souma sombong.
"Ah yang benar aja! Aku jadi merasa diintai !” Sahutku protes, Sudah ya, aku harus latihan !"
Haku seperti biasa dengan otak dinginnya menyemangatiku, "yah sudah, jangan terlibat hal hal berbahaya lagi ! Kau magang sendirian disana saja sudah bikin kepikiran tahu !”
***
“Sekarang aku akan menjelaskan bagaimana menghadapi penjahat yang menggunakan pisau. Uravity-chan, coba serang aku!” Ucap Gunhead.
Uraraka yang mencoba dengan Gunhead sedang aku menonton disamping. Uraraka menyerang. Pisau imitasi terayun menyerang Gunhead.
Pro hero itu bergerak lugas menghindari serangan Uraraka, “pertama buatlah jarak. Jika mereka menyerang, gunakan satu tumpuan lalu menghindar.”
YOU ARE READING
RELEASED || BNHA X OC
FanfictionIni cerita tentang dendam, ikatan, dan takdir *** Ryuna Seiya. Seorang gadis yang berasal dari garis keturunan Klan Seiya, klan yang memiliki masa lalu kelam dan dikenal sebagai klan iblis. Namun, Ryuna hidup damai dengan keluarganya. Hingga suatu...