#14 : Todoroki vs Ryuna

368 61 0
                                    

Aku bangkit dari posisi berbaring. Di seberang sana, di luar arena, Bakugo masih tergeletak di tanah. Dia tampak menutupi wajahnya dengan punggung tangan.

Aku berjalan menghampirinya, khawatir seranganku membunuhnya. Tapi gak mungkin sih.

“Hei kau nggak apa apa ? Apa seranganku berlebihan ?” Aku mengulurkan tangan membantunya berdiri.

Namun, Bakugo menepis tanganku, "sialan ! Jangan meremehkanku hanya karena kau menang !" Serunya dengan suara bergetar.

Aku kaget lalu menarik tanganku. Bakugo masih saja menutupi wajahnya dengan tangan.

"Astaga kenapa dia malah nangis di tengah ratusan pasang mata disini," ucapku dalam hati.

Aku melepaskan jaket olahragaku yang sudah sobek di beberapa bagian lalu menggunakannya untuk menutupi kepala Bakugo.

"Aku tidak bermaksud meremehkanmu atau apapun. Tapi jangan tunjukan wajah seperti itu di sini sekarang. Nanti kau bernasib seperti Sero lho," ucapku lalu pergi meninggalkan arena.

Yah aku tidak sangka bakal masuk final. Lawanku selanjutnya adalah Todoroki. Entahlah gimana mengalahkannya, sepertinya tidak ada harapan, baru mulai udah jadi es batu kali.

Aku kembali ke ruang istirahat lalu mendapatkan jaket olahraga yang baru. Dasar UA boros padahal tinggal minta ke Bakugo kan masih bisa.

“Gimana ya cara mengatasi quirk Todoroki yang mematikan begitu,” umpatku dalam hati, “lagian tadi Iida harusnya sedikit lagi menang. Tapi gak jadi dan akhirnya Todoroki yang jadi lawanku.”

Di ruangan ini hanya ada aku. Tidak ada yang datang buat sekedar menyemangati.

Aku kemudian teringat kembali latihanku beberapa hari terakhir. Waktu itu betapa mudahnya tahu tahu bisa mengeluarkan petir lalu setelahnya api. Mungkin kalau dipikir mudah ya tapi sebenarnya tidak. Kadang kalau ingin mencoba sesuatu yang baru quirk ku malah melukaiku karena memang belum dikuasai.

“Yah pokoknya coba bayangkan saja seperti latihan,” batinku lagi, “omong omong kayaknya ruangan sebelah ribut amat.”

Terdengar seperti suara pintu yang didobrak kemudian suara seperti benda besar jatuh. Yah mungkin saja Todoroki lagi latihan sendiri atau mungkin kelepasan.

Detik berikutnya gantian pintu ruanganku didobrak padahal gak dikunci.

“Dasar bocah setengah setengah sial—“ si pelaku terdiam melihatku di dalam ruangan.

Aku sontak menoleh, “oh Bakugo ! Kau tidak—“

Pintu kembali ditutup dengan kencang lalu laki laki itu pergi.

“Apaan sih dia ! Bikin ribut doang terus ditinggal ! Untung gak copot tuh pintu.”

***

Beberapa menit berlalu. Aku sudah harus kembali ke arena dengan rencana yang entah bakal berhasil atau tidak.

“Festival olahraga telah sampai ke babak grand final !!” Present Mic mengawali acara, “dari Jurusan Pahlawan, Todoroki Shoto melawan Seiya Ryuna dari Jurusan Pahlawan !!”

Jujur aku merasa lebih gugup dari saat awal tadi. Habisnya ini grand final. Pertandingan yang paling banyak dinanti. Aku harap mereka yang menonton tidak berharap banyak. Pertarunganku tidak akan seepik waktu Todoroki melawan Midoriya.

“START !!”

Aku menghentikan lamunanku. Todoroki yang pertama kali menyerang. Dia mengeluarkan es seperti saat melawan Sero sebelumnya. Aku dengan cepat menghilang dari pandangan, tertutupi es.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now