#49 : Ryuna vs Tori

119 22 0
                                    

Aku dan Akira menuju area air terjun. Terdapat hutan kecil dengan danau di bawah air terjun.

"Biar kutebak," celetuk Akira ketika kami berhenti di tepi danau, "kau mencari Tori kan ?"

"Kalau sudah tahu, nggak usah bertanya deh,"ujarku jengkel. Aku meletakan tas kulit yang sedari tadi kubawa lalu menunduk, menatap bayangan diriku di permukaan air. "Dengar Akira. Kalau benar aku akan melawan Tori disini, aku tidak ingin kau ikut campur. Lebih baik kau cari target untuk meluluskan dirimu."

Akira awalnya memandangku tak terima, tapi kemudian dia menghela napas dan mengiyakan keputusanku, "baiklah. Tapi berjanjilah kau juga akan lulus."

Aku mengangguk.

"Jangan sampai lepas kendali, atau kau—"

"Akira menghindar !!" aku berseru memotong kalimat Akira segera setelah merasakan ada serangan dari atas.

Kami berdua melompat menghindar. Di tempat kami berdiri tadi, lima bulu besi yang lebar tertancap di tanah. Kalau kami tidak menghindar, benda itu akan langsung menghantam kami.

Bulu bulu itu kemudian terbang ke udara, kembali ke pemiliknya. Suara si pemilik terdengar bersamaan dengan bulu bulunya yang kembali menempel di sayapnya, "tak kusangka kita akan berhadapan disini, Ryuna."

Aku menelan ludah lalu mendongak, mendapati Tori sedang mengambang 15 meter dariku. Sayap sayapnya yang berbulu coklat mengepak pelan dengan anggun, mempertahankan posisinya melayang di udara.

"3 tahun sudah berlalu bukan ?" ucap Tori dingin, "tapi entah kenapa aku masih merasa ada yang harus kuselesaikan denganmu."

Aku meremas jemari, menjawab takzim, "kalau begitu selesaikan itu sekarang."

Di atas sana Tori menyeringai. Dia mengepakan sayapnya mulai mengambil ancang ancang.

Aku memberi sinyal pada Akira untuk pergi. Akira menghela napas berat lalu berlari pelan meninggalkanku, "semoga berhasil, Ryuna."

Setelah memastikan Akira menjauh, aku mulai membentuk kuda kuda, mengaktifkan quirk. Puluhan panah muncul di sekitarku, ujungnya mengarah ke depan. Aku menciptakan busur dengan satu anak panah sebagai amunisi utama.

"Aiming Lens," aku bergumam, memberikan perintah suara pada SIVA. lensa hologram muncul di depan mata kananku. Aku telah siap.

Tori terkekeh melihatku dari atas sana, "terakhir kali aku melihatmu secara langsung kau hanya gadis pengecut yang takut menggunakan quirknya. Sekarang kau sudah berlagak bisa mengalahkanku ya."

"People change, Tori. Terkadang orang yang kau kenal di masa lalu kini telah berubah," aku mengedikkan bahu lalu tersenyum menyeringai, "orang yang selama ini kau anggap lemah bisa saja sudah lebih kuat sekarang dan akan mengalahkanmu yang masih terjebak di masa lalu."

Tori menggeram marah. Dia mengacungkan tangannya, memerintahkan puluhan bulu besinya. Bulu bulu itu melesat cepat menghujamku.

Aku menembakkan panah di busurku. Panah itu memimpin puluhan panah lainnya yang berada di sekelilingku.

Trang! Trang! Panahku dan bulu bulu besi itu beradu. Kilatan kilatan cahaya dari kedua benda itu terlihat di atas sana.

Aku terus mengerahkan puluhan panah tanpa henti, begitu juga Tori, mengerahkan bulu bulunya. Tapi, itulah yang kuinginkan. Bulu bulu Tori memiliki batas jumlah. Semakin banyak dia mengerahkan bulu bulu besinya, tubuhnya perlahan turun karena tidak ada sayap yang menopangnya.

Saat itulah aku segera melesat cepat ke arah Tori yang kini hanya mengambang 2 meter dari tanah. Aku melompat mengarahkan tanganku yang memegang bola pada panel target yang ada di bahu kirinya.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now