#19 : Train for the Final Exam

292 52 1
                                    

Sehari setelah kegiatan magang kami selesai, kami kembali melewati hari hari biasa di sekolah. Pagi ini, masing masing anak menceritakan pengalaman magangnya.

"Kau ikut misi menangkap penjahat ? Ah aku iri !"

"Aku hanya membantu dari belakang sih."

"Kalau aku hanya sekali menangkap penumpang gelap dari negara lain."

"Astaga itu hebat sekali lho ! Ryuna, Ochako, bagaimana dengan kalian ?"

"Sangat bermakna !" Jawab Uraraka sambil meninju ninju udara.

Para gadis langsung menoleh ke arahku, meminta penjelasan.

"Eeh aku tidak tahu, entah sejak kapan dia berapi api begitu," jawabku sambil menggelengkan kepala.

"Kalau bicara soal pengalaman yang berbahaya, tentunya mereka bertiga," timpal Kaminari sambil menunjuk tiga sejoli di insiden Hosu.

"Ah iya ! Pembunuh Pahlawan."
"Kudengar Endeavour menyelamatkan kalian !"

"Ya memang kami diselamatkan," jawab Todoroki melirikku.

Aku menempelkan telunjuk di mulut, memberi kode untuk merahasiakan kehadiranku di tempat kejadian.

Iida mengacungkan tangannya mengakhiri percakapan pagi itu, "baiklah ! Kelas akan segera dimulai ! Semuanya kembali duduk !"

***

"Hah kalian tidak ke apartemenku ?"

"Maaf Ryuna ! Kami ada misi ke Shinjuku," jawab Haku.

Aku menghela nafas, "tadinya aku ingin minta bantuan kalian belajar, soalnya besok ujian."

"Iya maaf, kau belajar sendiri dulu ya ! Aku yakin kok hasilnya gak akan beda jauh kalau diajari kami pun," Haku menyemangati, "kututup ya."

Aku melirik jam. Jam delapan malam. Harusnya aku ikut teman teman ke rumah Yaoyorozu saja.

"Laper nih, hot chocolate aku habis pula," gumamku sambil menopang dagu, "ke vending machine dekat taman aja kali ya."

Aku menutup buku, mengambil jaket lalu mencari dompetku yang biasanya di atas meja belajar. Tapi tidak ada.
"Lho kemana ? Tertinggal di sekolah kah ?"

Aku menepuk dahi, teringat dompetku tertinggal di rak meja kelas. Untungnya aku menemukan dua ratus yen (dua puluh ribuan) terselip di kantong jaket.

"Urusan dompet besok ajalah, toh gak akan hilang."

Di lorong masih ada beberapa orang yang lalu lalang beberapa kali karena ini masih jam pulang kerja. Aku bergegas memasuki lift yang berhenti tepat di lantaiku.

Lift berhenti di lobby lantai dasar. Aku melamun masih memikirkan nasib dompetku, sampai aku menabrak orang di depanku.

"Ah sumimasen—"
"Oh baru aku mau ke tempatmu,"
Aku menoleh. Mendapati wajah yang kukenal, "Bakugo ?"
Ternyata kedatangan si landak blonde itu adalah ingin mengembalikan dompetku. Sungguh kebetulan.

Bakugo akhirnya menemaniku membeli segala minuman dan cemilan untuk menemani waktu belajar.

"Oi kau mau belajar atau makan sih ? Nanti yang aktif badanmu kalau kebanyakan gula, bodoh !"

Aku mencibir, "ya suka sukaku lah, aku SMP masuk tiga besar, tahu ? Itu karena setiap belajar banyak makanan, terutama coklat."

"Tch coklat melulu, gak ada yang lain kah ?!"

Aku menggeleng, bangga pada hal favoritku.

"Kau gak ada masalah belajar gitu ? Ngeri ujian nanti astaga," aku secara tak sadar mengungkap pikiranku.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now