#26 : Summer Camp

240 46 1
                                    

Up malem lagi :D

Gatau kenapa enakan nulis klo malem.

Yah setidaknya bisa menemani kalian klo begadang kan.

Enjoy ♡

*

“Sensei memang hebat. Dia dengan mudah menemukan lokasinya. Padahal aku pun kesulitan.”

Mara melemparkan kunainya ke dinding untuk ke sekian kalinya, “aku bosan ! Kapan kita mulai ?”

“Kita harus memberi mereka kesempatan dulu,” jawab Kurogiri.

Bel pintu berdenting dan pintu terbuka. Asap mengepul dari rokok si pria paruh baya yang kemarin membawa Toga dan Dabi. 

“Aku sudah mendapat kabar. Barangnya akan dikirim besok pagi,” ujarnya, “organisasi menyetujui idemu karena mereka menaruh harapan padamu, Shigaraki, untuk membuat League of Villain semakin aktif.”

Shigaraki menjawab tanpa menoleh sedikitpun pada pria itu, “tenang saja, kalian juga sebentar lagi kewalahan. Target sudah berada di lokasi.”

“Jadi akhirnya permainannya dimulai ya ?” Mara tertawa kecil, “aku menantikannya.”

Mara kemudian bangkit lalu berjalan menuju pintu keluar, "Shigaraki, aku akan pergi sebentar. Ada yang harus kutemui. Tidak jauh kok."

"Biar Kurogiri mengantarmu," jawab Shigaraki.

"Kau mau mengawasiku ?!" Mara berkata ketus lalu akhirnya mengalah, "Baiklah agar kau tidak curiga, lebih baik mereka yang kesini. Sekalian aku memberitahumu rencana cadanganku."

***

“Akhirnya bisa istirahat,” batinku begitu tubuhku mulai terendam air panas.

Hari ini kamp pelatihan dimulai. Kami pulang dari I-Island sehari setelah aku diperbolehkan keluar rumah sakit. Siang tadi bus berhenti di samping jurang tinggi di atas hutan yang luas.

Kami bertemu dengan kelompok hero yang merupakan pemilik wilayah hutan ini, Wild Wild Pussycats. Singkat saja, mereka menyuruh kami menuju villa mereka yang berada di tengah hutan. Awalnya tidak ada yang percaya tapi Pixie Bob, salah satu anggota kelompok itu, menggunakan quirk nya dan membuat kami terpaksa jatuh ke dasar jurang dan harus melawan monster monster raksasa untuk sampai ke villa. 

Hampir 6 jam barulah kami sampai di villa dengan keadaan babak belur. Sekarang kami baru selesai makan siang sekaligus makan malam dan sedang menikmati fasilitas pemandian air panas.

“Hei kita jadwal mandinya barengan sama anak laki laki ya ?!” Jiro tiba tiba berseru kaget.

Yaoyorozu memandang dinding pembatas dari bambu di belakangnya, “sepertinya iya dan bersebelahan juga.”

“Mineta meresahkan ges,” celetukku asal.

“Sama Kaminari juga, “sahut Jiro.

Dinding pembatas bergetar, menandakan ada yang mengguncangnya, aku tau karena aku berada paling dekat dengan dinding itu dan in this case, berarti ada yang memanjatnya.

Terbersit satu ide di kepalaku, “Mineta rambutnya lunak kan ya ?” Ucapku pelan lalu menciptakan anak panah yang langsung kuarahkan ke balik dinding.

Anak panahku sepertinya berhasil menusuk rambut Mineta yang lunak, karena samar samar terdengar suara si mesum itu kaget. 

“Yosh semoga ada yang menangkapmu di bawah,” aku menarik Mineta dari pegangannya dan dengan mudah menjatuhkannya ke bawah. Kudengar dia jatuh walau tidak terlalu keras.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now