#66 : Another Consciousnesses

63 6 2
                                    

First chapter tahun ini yeyy!

Enjoyy ♡

*

Bebatuan mulai runtuh dan berjatuhan di sekitarku. Lubang ini mungkin akan segera runtuh dan menimpaku kalau aku tidak segera bergerak. Tapi aku tetap terduduk diam, tak bergeming dan hanya menatap kosong pada kedua tanganku.

Aku tahu masih banyak yang harus aku khawatirkan daripada kehilangan quirkku, tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku tak bisa berbuat apa apa tanpa kekuatanku. Aku tak akan bisa membantu apapun.

Chisaki berhasil lolos dariku dan dia menuju Midoriya dan Eri untuk memulihkan dirinya. Mungkin aku memang belum lama sampai disini tapi, sampai saat ini aku belum menemukan kedua kakakku. Aku tidak tahu dimana mereka. Lalu Nighteye, dia terluka parah, agensi Ryukyu juga tampaknya sudah terlalu lelah untuk melanjutkan.

Sebongkah batu besar lainnya runtuh dari langit langit lubang dan jatuh di sampingku. Aku mendongak ke arah tempat batu itu jatuh yang menciptakan celah baru di langit langit. Sinar matahari menyorot masuk dari sana dan cahayanya menerangiku. Untuk sesaat mataku melebar dan berkilat oleh sebuah kesadaran. Benar ada hal lain yang harus aku khawatirkan tapi, ada hal lain juga yang aku lupakan dan aku sangat berharap itu tidak ikut menghilang bersama quirkku.

"Blanche," aku berkata lirih seolah memanggil kekuatan cahaya itu.

Aku tidak tahu apakah kekuatan itu masih ada bersamaku atau tidak. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku kalau kekuatan itu, kekuatan yang dipercayakan Eirene padaku menghilang karena kecerobohanku sendiri.

Sesuatu kemudian seperti berkobar dalam diriku, dalam kekosongan yang muncul karena kehilangan bagian dari diriku yang penting. Itu berkobar semakin besar dan membanjiri diriku dengan cahaya. Aku dapat merasakannya. Sebuah kekuatan besar memenuhi diriku.

Ini terasa melegakan untuk sesaat, namun ini semakin banyak dan mulai berlebihan. Tubuhku terasa seperti aku baru saja meminum bergelas gelas kopi. Jantungku berdetak cepat dan napasku memburu. Seluruh tubuhku gelisah ingin bergerak sementara kekuatan itu terus membanjiriku. Aku membungkukkan tubuhku sementara kedua tanganku mendekap mulut ketika aku sampai merasakan sensasi ingin muntah. Kekuatan itu memenuhiku, seperti air yang dituangkan ke dalam gelas hingga penuh dan meluap tapi terus dituangkan.

"Hentikan," aku berkata dalam hati. Dadaku terasa ingin meledak karena detak jantungku yang semakin cepat, "ini sakit."

Aku mulai panik. Ini tidak kunjung berhenti dan rasanya aku akan kehilangan akal sehatku. Aku tidak menyadari pola bercahaya mulai merambat lagi di tangan kiriku, menandakan Blanche aktif.

"Akhirnya. Aku berhasil."

Aku tidak tahu apakah aku memang sudah kehilangan akal atau berhalusinasi, tapi aku mendengar suara dalam kepalaku yang bukan suara Eirene sementara tubuhku mulai bergerak di luar kendaliku.

"Aku pinjam tubuhmu sebentar, Ryuna. Akan kuberi pelajaran karena dia sudah mengolok olok klan kita."

Aku tidak bisa bicara. Kesadaranku masih ada tapi rasanya seperti hanya melayang kosong tanpa bisa melakukan apapun. Tubuhku bergerak, melesat ke arah mulut lubang dan melayang ke udara.

Aku dapat melihat Chisaki dan tubuh monsternya begitu aku melompat keluar dari lubang. Midoriya dan Eri juga masih ada disana. Aduh kenapa anak itu belum juga bergerak sedari tadi.

Tubuhku melayang di atas Chisaki, yang tampaknya sudah memulihkan beberapa bagian tubuh monsternya, dengan seringai tipis yang berkesan dingin menusuk. Aku sendiri tidak tahu sejak kapan dan kenapa aku tersenyum sementara aku menatap villain itu dengan tatapan membunuh.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now