Sebenernya Mei mau hiatus karena mulai sibuk
Tapi tanggung bgt namatin, jadi bulan Mei up-nya dua minggu sekali aja
Enjoy ♡
*
Akira memutar tongkatnya hingga benda itu menimbulkan bunyi berdentang ketika berbenturan dengan aspal.
"Ryuna, pergi ke kantor dan laporkan situasinya. Gerakanmu paling cepat," ujarnya dengan nada serius. Aku jarang melihat sisi Akira yang memimpin ini.
Aku menggeleng cepat dan membalas dengan nada yang sama, "aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku tidak mau melarikan diri."
"Serius, Ryuna," Akira tampak mendengus pelan seraya memberikan lirikan tajam padaku, "bukan waktunya memperdebatkan hal seperti ini."
Aku menelan ludah, bingung dengan keputusanku sendiri. Aku takut meninggalkan Akira sendirian. Aku takut kesalahanku di masa lalu terulang lagi dan menjerumuskannya dalam masalah. Tapi di sisi lain, justru itu yang sedang terjadi sekarang. Kami bisa saja tidak akan menang melawan villain di hadapan kami ini dan kalau aku tidak segera melaporkan situasi, keadaannya bisa bertambah buruk lagi baik untukku ataupun Akira.
Aku mengerang frustasi sebelum akhirnya setuju, "baiklah baiklah, aku mengerti!"
Aku mengaktifkan Blanche, pendar tipis cahaya menyelimuti tubuhku sementara aku bersiap untuk bergerak menuju kantor dengan kecepatan cahaya, "bertahanlah selama yang kau bisa, kau dengar?!"
Sesudah itu aku melesat, sempat menangkap beberapa gerakan Akira yang membantu pertarungan dengan ketiga anak lainnya. Aku harus cepat.
Kantor tidak berjarak lebih dari tiga menit saat aku menggunakan Blanche dan begitu aku sampai dalam keadaan terengah-engah, hal yang menyambutku adalah teman teman sudah berkumpul di halaman kantor dan semua mata yang menyorotkan ketegangan, kini tertuju padaku.
Aku tidak sempat mempertimbangkan alasan mereka berkumpul seperti ini dan keburu menyerukan serentetan kata di sela -ela sengalan napasku, "villain. Area komersial. Hanya ada Mineta dan Aoyama yang bertarung, lalu… Akira."
"Tenangkan dulu dirimu, Ryuna," suara Kirishima menyela ucapanku dan aku berusaha mengatur napas seraya berdiri tegak.
Raut tegang di wajahku belum menghilang ketika aku mengulangi kata kataku, "villain muncul di area komersial. Hanya Mineta dan Aoyama yang dapat bertarung tapi keadaan mereka terpojok. Lalu, Akira tinggal disana untuk membantu, jadi aku yang kesini."
Tepat setelah itu, Tokoyami juga muncul dan melaporkan hal serupa, "villain muncul di pantai. Ojiro dan yang lainnya sedang bertarung. Aku butuh bala bantuan untuk mengevakuasi penduduk."
Aku terkesiap. Ada villain lain di pantai? Itu artinya bukan hanya satu?
"Kita tidak punya waktu lagi. Kita berpencar dalam kelompok," Iida segera mengambil alih komando sebagai ketua kelas.
Iida mengirimku bersama yang lainnya menuju pantai. Aku sendiri tidak terima dan mengkhawatirkan Akira di sisi lain. Tapi aku tidak bisa bersikap seperti anak kecil yang merengek dibelikan mainan dengan warna kesukaannya, jadi aku mau tidak mau mengikuti perintah dan berangkat menuju pantai.
"Bakugo," sebelum itu, aku menghampiri laki laki itu, yang bertugas di tempat teman masa kecilku itu berada, "Tolong Akira untukku ya?"
Aku dapat melihat tatapannya menajam sekilas ketika menatapku. Lalu dia berbalik membelakangiku dan membalas dengan nada yang bagiku terdengar sarkas, "akan kulindungi pangeranmu itu." Lalu dia melambung ke udara.
YOU ARE READING
RELEASED || BNHA X OC
FanfictionIni cerita tentang dendam, ikatan, dan takdir *** Ryuna Seiya. Seorang gadis yang berasal dari garis keturunan Klan Seiya, klan yang memiliki masa lalu kelam dan dikenal sebagai klan iblis. Namun, Ryuna hidup damai dengan keluarganya. Hingga suatu...