#41 : Wondering the Future

193 40 18
                                    

Pembaca berkurang drastis ya :)

Gapapa. Artinya kalian serius sekolah.

Enjoy ♡

*

Saat membuka mataku kembali, hal pertama yang kulihat adalah sehelai kelopak bunga merah muda yang melayang layang di atas wajahku. Aku mengerjap ngerjapkan mata lalu mengambil posisi duduk. 

Awalnya aku mengira akan bangun di kamar rumah sakit. Tapi, ruangan ini tidak terlihat seperti kamar rumah sakit yang identik dengan warna putih. 

Kamar ini memiliki sedikit nuansa mediterania yang memberikan perasaan nyaman. Jendela dengan bingkai kayu di samping kananku dibuka sebelah, membiarkan angin sejuk masuk ke dalam ruangan. Tirai berwarna putih bersih berkibar lembut ditiup angin. Lampu ruangan itu mati tapi sinar matahari sudah cukup untuk menerangi seisi ruangan. 

Di samping tempat tidurku ada meja kayu kecil dengan banyak barang di atasnya. Ada buah buahan yang tertata rapi dalam keranjang, kotak kardus yang sepertinya berisi melon kualitas tinggi, sekotak mochi, coklat dan entah apalagi yang ada disitu. 

Kelopak bunga yang sempat kulihat tadi tanpa kusadari sudah tergeletak di atas selimutku. Aku bergerak ingin meraihnya, tapi sesuatu sekali lagi menyita atensiku. Mataku menangkap sosok laki laki yang sedang tertidur dengan kepalanya diletakkan di tepi kasur. Rambut merah rosewood, yang sudah tidak asing lagi bagiku, menutupi sebagian wajahnya.

Aku tersenyum tanpa kusadari. Tanganku bergerak menyibak perlahan rambut yang menutupi wajah Souma. Tindakan itu akhirnya membuatnya terbangun. Mata kami seketika bertemu menimbulkan suasana yang sedikit canggung. Untungnya otak Souma masih dalam tahap memproses.

O-ohayou,” sambutku dengan senyum canggung. 

Souma mengerjap ngerjapkan matanya lalu berseru kaget, “ASTAGA, RYUNA ?!!”

“Jangan tiba tiba teriak woy !” Aku ikut terlonjak kaget dibuatnya, “ah harusnya adegan tadi kulakukan dengan jodohku bukan dengan—”

Aku berniat bercanda untuk menghilangkan suasana canggung, tapi Souma tiba tiba saja memelukku membuatku sekali lagi terkejut. 

“Kukira kau tidak akan bangun lagi, bodoh !” 

Aku membiarkan saja tindakan tidak biasanya itu. Lagipula, seumur umur belum pernah sekalipun Souma memelukku. Lebih sering baku hantam. Yah mungkin pernah saat kecil, waktu dia digonggongin anjing yang dibawa seorang pendaki. 

Etto…memangnya berapa lama aku tidur ?” Tanyaku penasaran. 

Souma melepaskan pelukannya lalu buru buru mengusap matanya kasar, “hampir seminggu. Sekitar 5 hari.”

Aku cukup kaget mendengarnya. Padahal rasanya singkat sekali berada di alam bawah sadarku.

“Ah iya, bagaimana nasib Bakugo ?” Aku tiba tiba teringat si landak pirang itu. 

“Tenang saja. Malam itu aku menyerahkannya pada Deku-kun dan yang lainnya. Dia baik baik saja…kurasa.”

Aku menaikan sebelah alisku, “‘kurasa’ ? Kau tidak yakin hah ?”

“Ck bukan begitu !” Souma berdecak kesal. Dia mengotak atik ponselnya sebentar lalu memberikannya padaku, “lihat ini.”

Aku menerima ponsel itu dan melihat apa yang ingin dimaksud Souma. Detik berikutnya aku berseru kaget, “All Might pensiun ?!”

Souma hanya menundukan kepalanya. Entah pertarungan seperti apa yang terjadi malam itu sehingga membuat tubuhnya berubah seperti mumi, jauh berbeda dari sosok berotot yang besar dan gagah. 

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now