#62 : Hero Internship (2)

113 12 2
                                    

Haiii maaf banget gak pernah up lagi. Agak lama ya hehe

Sekolah lagi sibuk sibuknya dan sekarang baru selesai PTS jadi lagi libur sehari. Kusempetin lah setidaknya up satu chapter

Abis ini bakal mulai ngedraft lagi, tapi mungkin gak bisa up sesering dulu

Enjoyy ♡

*

Aku membaringkan tubuhku di kasurku begitu aku kembali ke asrama. Tubuhku lelah, setiap persendian ku terasa pegal. Aku menatap langit langit kamarku seraya perlahan menutup mata dan merilekskan tubuhku dengan menarik dan membuang napas secara teratur.

Ketika perlahan aku mulai tenggelam ke dalam rasa lelah dan mulai tertidur, aku mendengar suara yang familiar di samping telingaku. "Ryuna, kau masih bangun ?"

Aku membuka mataku yang terasa berat dan beranjak duduk. Aku menoleh dan hampir terlonjak kaget mendapati Eirene di sampingku. Sosoknya bercahaya seperti yang pernah kulihat saat bertarung dengan Mara, dan itu membuatku hampir mengiranya hantu karena jarang sekali dia menyapaku dengan cara itu. Biasanya dia membawaku ke dunia buatan atau hanya berbicara di kepalaku.

"O-oh astaga, rupanya kamu, Eirene," aku menghela napas lega seraya mengelus dada.

Eirene duduk di tepi ranjangku sementara dia menatapku dengan ramah. "Kau lelah ?"

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf ya, aku mengganggu istirahatmu," Eirene berujar lembut seraya tertawa dengan sangat pelan, "ada yang ingin aku bicarakan denganmu sebentar."

Aku segera membetulkan posisi dudukku lalu menatapnya dengan serius juga penasaran, "apa itu tentang Blanche lagi ?"

"Iya."

Aku menarik napas dalam, merasakan sedikit rasa frustasi mengalir dalam diriku. Eirene pasti ingin membicarakan tentang kekuatanku yang belum juga berkembang, sama seperti Hawks yang mendesakku untuk menjadi kuat dalam satu malam. Entah ini karena tekanan atau karena aku memang sedang lelah, aku tak bisa berpikir jernih dan langsung berkata tanpa menunggu kata kata Eirene.

"Aku akan segera bertambah kuat, aku janji," aku berkata pelan seraya menundukkan kepala. Aku mengepalkan tanganku, "beri aku waktu."

Sejenak hanya ada kesunyian di antara kami berdua. Tapi di luar dugaan, Eirene kemudian tersenyum tipis dan hanya tertawa sekilas.

"Aku bukan ingin membicarakan itu, Ryuna," katanya, "tapi tidak jauh dari itu juga sih."

"Bukan ?" Aku mengangkat kepalaku, sedikit kaget karena ucapannya tidak sesuai dugaanku.

Eirene tertawa lagi, "astaga. Apa kau merasa terdesak karena aku ? Maaf soal itu. Aku hanya ingin memberimu semangat saja."

Aku mengusap kepalaku dengan canggung, merasa sedikit malu karena aku salah sangka. "La-lalu, apa yang ingin kau bicarakan ?"

Eirene berdeham sebentar lalu mulai berbicara lagi, "aku baru saja menemukan bahwa mungkin ada sesuatu yang 'menghambat' perkembangan kemampuanmu dalam menguasai Blanche."

Mataku melebar penuh rasa penasaran, "oh ya ? Apa itu ?"

"Sayangnya, aku belum tahu pasti," Eirene menghela napas kecewa dan menggeleng. "Maaf karena aku terlalu bersemangat untuk memberitahumu dan mengganggu waktu istirahatmu"

"Oh tidak. Itu tidak apa apa," aku buru buru menggeleng. "Setidaknya aku bisa mengetahui hal itu. Habisnya, akhir akhir ini aku sedang merasa sedikit frustasi."

Eirene memiringkan kepalanya ketika kembali menatapku, "karena tidak bisa bertambah kuat ?"

Aku mengangguk, "rasanya aku terus berada di titik yang sama dan tidak berkembang. Tapi semua orang seolah menuntutku untuk segera bertambah kuat."

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now