#11 : Cavalry Battle

361 69 0
                                    

“Woy Bakugo! Jangan tinggi tinggi lompatnya!” Seruku melihat Bakugo terbang berusaha menyerang kelompok Midoriya.

“MATI KAU KUTU BUKU !!” Bakugo menyerang, namun, dengan cepat Midoriya memberi perintah dan Tokoyami menangkis serangan dengan dark shadow.

Serangan gagal. Aku lekas menancapkan panahku pada baju Bakugo dan menariknya kembali.

Bakugo berseru tak puas, “AYO KEJAR!!” 

Disinilah aku, dalam lomba babak kedua yaitu cavalry battle atau perang berkuda. Tiga orang menjadi kuda dan satu orang menjadi joki. Masing masing kelompok membawa ikat kepala yang bertuliskan poin yang dihitung dari babak pertama.

Aku ? Aku ditarik paksa oleh Bakugo bilangnya menunjukan hasil latihan. Padahal yang melatihku dari kemarin juga siapa.

Sudah 7 menit permainan berlangsung. Layar besar di atas stadion menampilkan poin masing masing tim.

“Eh?” Mina tertegun melihat poin tim kami di layar besar, “poin kita nol !”

Aku kaget lalu menoleh mencari kemana perginya ikat kepala kami. Ternyata Monoma dari kelas B berhasil mengambil ikat kepala dari Bakugo. Si joki berseru marah poinnya diambil.

Monoma dengan sombong memulai ceramah, “sejak pengumuman pertandingan pertama, apakah terpikir oleh kalian ketika ujian penyisihan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan peserta dalam jumlah besar ? Kami memprediksi—“

Yailah malah ngobrol, mana si Bakugo nurut aja lagi.

Aku menggunakan kesempatan untuk membuat titik balik, “Mina, Kirishima, siap siap lari ya !”

“Kau punya rencana ?” Tanya Kirishima.

Aku mengangguk, “kita tidak mungkin menyimak obrolan mereka kan ? Bahkan kuda punya pikirannya sendiri, tidak perlu mengikuti jokinya.”

Selama 15 detik kami diam di tempat. Aku berkonsentrasi dengan quirk ku untuk mengambil ikat kepala leher anak kelas B itu.

Monoma sudah mulai memancing emosi, “oh ya omong omong—“

“Ayo pergi !” Seruku. Aku berhasil menarik sebagian ikat kepala.

Bakugo terhuyung hampir jatuh, “oi ! Kau ngapain bodoh! Aku yang memberi perintah!”

“Lagian ini lagi tanding woy, bukan lagi arisan !” Sergahku.

Monoma mengejar di belakang. Kupikir bukan masalah tapi tiba tiba dia mengeluarkan ledakan seperti quirk Bakugo dan menyerang ke arahku.

“Wah quirk yang hebat!”

Aku nyaris kehilangan keseimbangan.

Bakugo melompat lagi menyerang Monoma, “terima balasanku!”, sayangnya serangannya gagal lagi. Tubuh Monoma mengeras.

“Hey! Quirk ku! Apa dia mengambilnya ?!” Kirishima berseru kaget.

“Bukan dia mengcopy quirk kita”

“Hei lompat !!” Seruku saat menyadari salah satu musuh menyerang dengan mengeluarkan cairan, mirip seperti asam Mina.

Kami kompak menghindar. Kelompok Monoma pun berhasil menghindar.

Cairan putih itu mengenai kaki kelompok Monoma dan seketika mereka tak bisa bergerak.

“Lem !”

“Sudah, biarkan dulu, ayo pergi!” Perintahku lagi.

Bakugo menoleh dengan ekspresi marah, “jangan seenaknya memberi perintah mata persegi !”

“Kau cari ini kan ?” Aku menyerahkan ikat kepala yang berhasil kuambil, “jangan menghabiskan waktu dengan si copas itu !”

“Baiklah ! Sekarang kita habisi Deku sialan itu!” Bakugo menunjuk Midoriya di depan sana.

“Awas !” Kirishima tiba tiba mengerem. Es Todoroki nyaris mengenai kami.

Sepertinya Todoroki sengaja membuat arena kecil dan mengurungnya bersama Midoriya dengan poin 10 jutanya agar tidak diganggu peserta lain.

“Mata rakun ! Lelehkan es itu!” Bakugo memberi perintah.

Waktu tersisa 10 detik lagi. Begitu jalan sudah terbuka, Bakugo langsung melompat menyerang. Tapi kemudian memutar arah melihat Midoriya tidak memiliki poin tertinggi. Todoroki menjadi pusat serangan karena dialah yang kini memiliki ikat kepala dengan poin tertinggi. Situasi menjadi tegang ketika ketiganya berhadapan.

“TIMES UP!!!”

Semua mendadak berhenti, bahkan Bakugo yang sedang berada di udara langsung jatuh.

Astaga ngakak tapi takut dosa.

Present Mic mengumumkan peringkat, “peringkat pertama, tim Todoroki, peringkat kedua, tim Bakugo, peringkat ketiga tim Shinso!!“

“Selisih sedikit,” Aku menghela napas lega, “setidaknya kita lolos !”

“Iya sih, tapi sepertinya Bakugo tidak berpikir begitu,” Kirishima menatap Bakugo yang duduk di tanah, marah marah sendiri.

“Dan peringkat keempat, tim Midoriya!!”

Midoriya yang tadinya mengira tidak akan lolos, langsung menangis terharu sampai membentuk air mancur.

Setelah dua pertandingan, istirahat satu jam. Aku pergi keluar stadion disambut Souma dan Haku.

“Kau keren Ryu !” Puji Souma, “sepertinya Si Bakugo itu tidak memimpin dengan baik.”

“Ah nggak juga !” Aku menyangkal, “dia cuma terlalu emosi aja.”

“Hei kau mau takoyaki ? Aku ketemu di festival depan stadion !”

Akhirnya aku ikut keduanya keluyuran di tengah festival.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now