#36 : Blanche and Noir (2)

149 37 0
                                    

Haii

Kemaren part ini ku revisi jadi telat hehe :)

Enjoy ♡

*

Semua orang sangat menyukai mereka. Sayangnya, tentu saja, ada orang orang yang juga membenci mereka dan menganggap kekuatan itu justru adalah sihir yang berbahaya.

Setelah tahun demi tahun berlalu, karena ancaman para "haters" keduanya tinggal di rumah mereka sendiri. Orang orang yang membenci mereka ini juga lama lama menyebarkan kebencian mereka sehingga semakin banyak orang yang tidak menyukai kehadiran mereka di desa ini. Terutama kepala desa yang merasa kedudukannya di desa itu terganggu oleh dua orang gadis yang dianggapnya penyihir itu.

Namun, Mara dan Eirene tidak terlalu menghiraukannya dan berusaha hidup tenang.

***

"Mara, bukakan pintunya !" Seru Eirene setelah sebuah ketukan di pintu rumah mereka.

Mara dengan malas berjalan meninggalkan perapian yang hangat.

"Siapa ?" Ucapnya setelah membuka pintu.

"H-hai ini aku. Kalian ingat ?" Jawab orang itu.

Eirene ikut menghampiri, "ah kau ! Anak kepala desa kan ? Yang suka menangkap serangga ? Lama tidak bertemu !"

"Oh si anak sialan itu," batin Mara dengan ekspresi malas.

"Anoo, aku butuh bantuan kalian. Tadi aku sedang berburu dan temanku terluka. Apa kalian bisa membantu ?" Tanya anak itu lagi.

Eirene dengan cepat mengangguk setuju namun dicegah oleh Mara.

"Tunggu dulu, Ei. Bukannya agak mencurigakan ? Mana ada yang berburu di hutan saat turun salju begini ?" Bisik Mara.

Eirene tertawa, "kau ini kenapa sih ? Tiba tiba saja."

"Entahlah firasatku buruk."

"Tenang saja ! Kalau kau malas tidak apa apa. Biar aku saja," ucap Eirene sambil mengambil mantelnya.

"Ah, Mara kau ikut saja ! Sepertinya kami juga membutuhkanmu," celetuk anak itu lagi.

Mara menghela nafas gusar setelah melihat wajah Eirene yang seolah menyuruhnya ikut.

Keduanya lalu mengikuti anak laki laki itu ke tempat temannya yang terluka.

"Kita memotong lewat tebing ya ? Saljunya tebal sekali di dalam hutan," ucap anak itu lagi ketika sudah setengah jalan.

Mara dan Eirene mengikuti saja. Itu tugas mereka untuk membantu kelangsungan hidup di desa ini.

Mereka berjalan di tepi jurang. Berhati hati karena licin. Beberapa kali Eirene terpeleset dan dia hanya menoleh pada Mara sambil cekikikan.

"Hei, ini sudah jauh sekali lho! Dimana temanmu ? Kau berburu jauh sekali !" Eirene berseru mengalahkan suara deru angin.

"Sedikit lagi…" jawab anak itu.

Eirene mulai merasakan gelagat tidak enak, "tunggu dulu. Kau mau membawa kami kemana ?"

Eirene melupakan pertanyaannya seketika setelah melihat anak itu terpeleset hingga terlentang di depannya lalu bergegas menghampirinya.

"Astaga kau tidak apa apa ?!" Tanya Eirene khawatir, "posisi jatuh mu terlihat tidak baik."

Anak itu mengusap belakang kepalanya, "aduhh, maaf ya."

Eirene tertawa canggung sambil mengulurkan tangannya, "maaf ? Ini kan memang licin untuk apa minta ma—"

DORR

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now