#38 : Hoping for a Miracle

167 39 3
                                    

Haii met malam

Tadinya mau up pagi tapi aku ternyata agak sibuk jadi ya begitulah :D

Okei. Enjoy ♡

*

“Ayolah berapa kali kalian mau jatuh bangun seperti itu ?” Tanya Mara dengan nada mengejek.

Pertarungan sudah berjalan selama 30 menit. Bakugo, Haku dan Souma tidak bisa mendekati Mara walau seinci pun. Mara terus melepas sesuatu seperti gelombang kejut tak terlihat yang membuat mereka berkali kali terpelanting.

“Kita tidak bisa mendekatinya ! Ini menyebalkan !” Umpat Souma.

Haku juga mulai kelelahan. Walau serangannya bisa digunakan jarak jauh tapi tetap saja tidak bisa menembus pertahanan Mara. Hanya Bakugo yang sedari tadi terus menyerang tanpa henti dan akhirnya terpental lalu bangun lagi.

“Hentikan, Bakugo-kun ! Kau tidak akan bisa menang dengan pikiran kacau seperti itu,” ucap Haku yang seolah bisa membaca pikiran Bakugo.

"Sialan !" Umpat Bakugo tak puas.

SIINGG

Semua seketika menoleh ke arah suara yang tiba tiba muncul itu.

"Ryuna ?!" Ketiga laki laki itu memekik bersamaan.

Entah bagaimana caranya, setelah Aiha mendorongku, aku keluar dari dunia buatan itu dan tahu tahu sudah tersungkur di tempat semula.

“Kau…bagaimana bisa ?!” Mara berseru kaget.

Aku mendongak mendapati 4 pasang mata yang menatapku, “haahh mereka bertiga benar benar datang kesini….dasar keras kepala.”

Aku melihat bola bercahaya alias Blanche yang mengambang di tangan Mara. Aku berusaha bangkit dengan susah payah.

“Hentikan, Mara !” Aku berkata tegas, “aku tidak ingin lebih banyak korban lagi.”

“Hentikan ? Bukan kau yang memutuskan akhir dari pertarungan ini,” Mara tertawa meremehkan, “ada apa ? Kau tampak putus asa. Oh, apa akhirnya kau tahu Aiha tidak bisa kembali huh ?”

Aku tersentak. Dia bisa menebaknya. Astaga entah berapa kali dia menebak isi kepalaku. Mungkin dia akan selalu menang kalau bermain tebak tebakan dengan Kaminari.

“Haha…dia itu memang menyebalkan. Sudah kubilang untuk jangan ikut campur atau dia akan benar benar mati. Masih untung aku membiarkan jiwanya di sana…”

Damare…” aku bergumam pelan.

“…tapi dia malah memberontak. Menyedihkan. Apa kau ingin melawanku lagi demi kakakmu itu ? Dengan keadaan tubuh seperti itu ? Kau bahkan sudah tidak memiliki Blanche.”

Damare…”

“Kau tidak akan pernah bisa menyelamatkan siapapun. Baik itu kakakmu atau mungkin teman temanmu sekarang. Akan kuhancurkan semua yang berharga bagimu !”

DAMARE !!”

Aku merangsek maju, melupakan segala luka dan rasa sakit di tubuhku. Tangan ku terkepal hendak mengirimkan pukulan. Aku lupa sudah tidak memiliki Blanche. Mara dengan mudah menghempaskanku kembali. Dia tidak akan membiarkanku mendekati bola bercahaya di tangannya.

Tubuhku terhempas ke Belakang. Luka luka ku seketika bertambah parah menyebabkan aku semakin kehilangan banyak darah.

“H-hei ayolah ! Masa kita diam saja ?!” Seru Souma lalu melompat maju disusul Bakugo.

“Aku tak mungkin diam saja setelah dari tadi gagal terus ! SHINE !”

Tubuhku sudah mencapai batasnya. Aku lagi lagi hanya bisa tersungkur di tanah, tak bisa bergerak. Aku merasa bodoh. Padahal aku tahu tubuhku sudah tidak mampu bergerak banyak tapi aku tetap memaksa berhadapan dengan Mara. Dan sekarang malah melibatkan Bakugo dan kakakku juga.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now