#50 : Worry

111 19 0
                                    

"Hei cepatlah akhiri aku sekarang," Tori berseru jengkel melihatku malah bengong.

"Ah maaf aku melamun," aku berkata canggung, "hm, tidak. Aku masih ingin melihatmu di ronde kedua."

"Hah ?!" Tori berseru marah. Dia sepertinya ingin melabrakku, namun, tatapan seriusku menghentikan langkahnya.

"Kau masih bisa bertarung kan ? Maka lebih baik kau selesaikan masalahmu dengan dua temanmu itu," ucapku tegas.

Tori menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "bagaimana aku bisa menyelesaikan masalah kalau mereka tidak disini ?!"

"Siapa yang bilang mereka tidak disini ?" Tepat ketika aku menyelesaikan kalimatku, dua orang gadis melompat keluar dari balik batu besar.

"Ketemu ! Itu dia Tori !"

"Hahaha kami akan menghabisimu kali ini !"

Tori membalikan tubuhnya kaget. Aku sendiri hanya berdiri diam di dekatnya. Aku ingat jelas kedua gadis itu yang bersama Tori waktu itu, tapi aku lupa nama mereka. Lagipula mereka sepertinya juga tidak mengingatku.

"Hei kau gadis rambut perak, minggirlah !" seru salah satu dari mereka yang berambut hitam, "kami ada urusan dengannya."

Aku menundukkan kepala, "dozo."

Aku berniat melangkah pergi, namun Tori menghentikan langkahku, "tunggu. Bagaimana dengan syarat lolosmu ?"

Aku mengedikkan bahu, "masih banyak orang di arena ini. Aku hanya butuh dua orang nanti juga datang sendiri."

Sepertinya itu hari keberuntunganku. Tepat ketika menyelesaikan kalimatku, sesuatu menghantam tebing di belakangku dengan kencang seperti meteor. Itu Akira.

"Lihat ? Langsung datang."

"ASTAGA APA APAAN DEH ! AKU DIKEROYOK !!" Umpat Akira kesal sambil mengelap bibirnya.

Aku menghampiri laki laki bersurai biru itu, mengulurkan tanganku, "tampaknya kau perlu bantuan, Rambut Biru."

Akira mengerang kesal, "aku benci mengakuinya tapi aku memang perlu bantuan. Aku dikeroyok 4 orang tadi. Satu sudah kukalahkan tapi tiga lainnya sulit sekali."

Aku mengangguk. Dari balik pepohonan muncul 3 orang. Satu orang dengan pose tangan yang aneh dan dua lagi, sepertinya kembar, berwujud seperti harimau.

"Baiklah kau hanya butuh satu orang lagi kan ? Aku akan atasi dua harimau itu, kau yang satunya."

Akira menggeram, "baik ! Oh ya omong omong tanganmu tidak apa apa ? Berdarah banyak seka—"

Salah satu manusia harimau mengayunkan cakarnya pada kami membuat kami harus menghindar.

"Jangan cemas. Urus saja bagianmu !" aku berseru tegas.

Kami sudah berada agak jauh dari Tori yang juga sedang bertarung seru dengan dua musuhnya. Tapi Akira benar, lukaku cukup parah. Aku tidak bisa lama lama. Dua harimau itu sudah menghadangku di depan dan tanpa aba aba mereka melesat maju penuh nafsu.

"Arrow String !" aku mengangkat kedua tangan, menempelkan telunjuk dan jari tengah.

Dua anak panah melesat maju namun tidak mengenai tubuh kedua harimau itu.

Keduanya tertawa dan berseru bersamaan, "haha meleset !"

Tapi detik berikutnya gerakan mereka terhenti di udara kemudian terjatuh ke tanah tak bisa bergerak. Anak panah tadi dilengkapi dengan benang transparan. Panah itu tidak meleset namun melilit lawawannya.

"Maaf, aku tidak bisa bertarung lama lama," ucapku datar lalu menempelkan bola pada panel panel target mereka.

Panel targetku menyala biru kemudian mengeluarkan suara, "peserta lulus silahkan ke ruang istirahat."

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now