#03 : A vs D

617 97 0
                                    

"Basa basi strategi! Kau diam dan jaga disini saja, biar aku yang maju!" Seru Bakugo.

Aku pasrah saja karena kularang juga tidak akan ampuh.

Beberapa saat setelah Bakugo pergi, terdengar suara ledakan dari lantai bawah jadi aku mencoba menghubungi anak itu. "Oi bagaimana ?"

Bakugo yang lagi sibuk ngamuk menjawab ketus, "berisik! Jangan ganggu aku sekarang,"

Lalu sambungan dimatikan begitu saja. Yah sudahlah, toh tugasku cuma menunggu dan berjaga aja.

***

“Uraraka, lari!” Seru Midoriya sambil menangkis serangan Bakugo lalu mengikatkan tali yang memang diberikan untuk menangkap villain.

Bakugo yang panik lalu berusaha menyerang, tapi Midoriya berhasil menghindar, lalu melarikan diri, bersembunyi menjauhi Bakugo sambil menyusun rencana.

Sudah beberapa menit sejak suara ledakan itu. Aku hanya mendengar sayup sayup ledakan ledakan kecil. Aku berpikir untuk menyusul tapi nanti siapa yang berjaga disini, aku paling tidak suka disuruh menunggu, digantung pula. 

Akhirnya aku memutuskan pergi keluar ruangan sekedar memeriksa, tapi tiba tiba aku mendengar suara langkah kaki menuju kesini, langkah kaki yang mengendap-endap. Mungkin Uraraka karena pasti Midoriya lagi sibuk sama Bakugo.

Aku berasumsi saat ini dia sedang mengintip ke dalam, maka aku berbalik membelakanginya agar tidak mencolok. Saat aku merasa dia berada di pilar terdekat, aku berpindah ke balik nuklir yang merupakan titik buta Uraraka
Aku membuat keheningan sejenak, lalu beraksi.

“Rupanya kau sudah datang, Ochako-chan,” aku ingin memukul tengkuk gadis itu, tapi, refleks Uraraka cukup bagus sehingga aku terpaksa menghindari agar tidak melayang terkena quirknya.

Uraraka yang masih terkejut, mundur menjauhiku, “Ryuna ? Bagaimana tiba tiba kau ada di belakangku ?” 

Uraraka mundur dan membuat jarak denganku, saat itulah aku melihat Uraraka tampak sedang menghubungi Midoriya, itu artinya, sampai saat ini Bakugo masih main petak umpet kali.

Aku ingin melanjutkan serangan tapi tiba tiba gedung tempat pertarungan kami bergetar kencang.

"Ah anak itu sudah menemukan Midoriya," gumamku.

Uraraka menyempatkan waktu saat fokusku terganggu, dia menggunakan quirknya lalu melayang menuju nuklir.

Aku kaget lalu mengeluarkan panahku dan menarik Uraraka menjauhi nuklir.

Gadis itu melemah dan sekali lagi aku melihatnya terhubung dengan Midoriya. Suaranya terdengar lebih kecil, seperti sengaja mengecilkan suara.

Karena takut dia menyusun rencana lagi, aku berusaha mengganggunya dengan menancapkan lengan kostumnya pada dinding sehingga tangannya tidak bisa bergerak untuk menekan earpiece nya.

Sementara itu Midoriya dan Bakugo sedang bertarung seru di lantai bawah, sempat terdengar beberapa kali suara ledakan. Sedangkan di luar arena teman teman sekelas tampak panik melihat pertarungan keduanya apalagi saat mereka hendak beradu tinju.

Aku berpikir semuanya sudah selesai jadi tinggal menunggu battle yang di bawah selesai.

Aku yang lengah tak menyadari bahwa Uraraka berhasil melepaskan diri.

Uraraka memeluk salah satu pilar terdekat, dan bersamaan dengan itu, muncul hembusan angin besar dari lantai bawah yang tembus sampai ke tempatku dan Uraraka.

Puing puing batu berhamburan, Uraraka secepatnya menggunakan quirknya dengan melepaskan salah satu pilar lalu memukulkan puing puing batu itu ke arahku.

"Pukulan Homerun !!" Serunya

Aku terpaksa membuat pertahan menghindari puing puing yang beterbangan, membiarkan Uraraka terbang menuju nuklir dan menyentuhnya.

Tim hero menang.

*

Kayaknya kependekan ya.

Soalnya chap awal awal itu aku udah tulis hampir setengah tahun yang lalu.

Nanti seiring berjalannya waktu bakal panjang dan lebih baik lah bahasanya. 

Sekian terimakasih. See you next chapter ♡

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now