#31 : Counter Attack

201 46 0
                                    

Yo im back !

Seminggu lama gak sih ? Buatku sih nggak. Kurang malah hehe :v

Okeh enjoy ♡

*

Angin bertiup lembut menerbangkan anak rambutku. Kelopak kelopak bunga merah muda berguguran menjatuhi tubuhku yang berbaring di tanah. Rasanya damai sekali.

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang menyentuh rumput. Aku perlahan membuka mata. Sosok Aiha muncul di depan wajahku, namun terlihat samar.

"Nee-san ?" Aku ingin memanggil, namun tidak ada suara yang keluar dari mulutku.

"Kau tidak boleh tidur sekarang Ryuna," balas Aiha, "temanmu membutuhkanmu."

"Hah ?"

Angin yang tadinya sepoi sepoi perlahan mulai bertiup kencang seperti badai, menimbulkan rasa tidak nyaman. Penglihatanku perlahan semakin jelas. Aku bisa melihat wajah Aiha yang menatapku khawatir.

"Okiro yo !" Seru Aiha.

Tepat setelah itu, ingatanku pada malam kedua kamp musim panas seperti melintas cepat di benakku. Ingatan ketika kami dengan santainya bermain di hutan malam itu, tanpa menyadari adanya bahaya. Lalu villain menyerang secara tiba tiba menghancurkan ketenangan kami. Ingatan ketika aku dan Midoriya pergi menyelamatkan Kouta lalu berakhir berhadapan dengan Mara dan kalah.

"Aku tidak mau mengakhirimu disini."

Aku tersentak kaget setelah ucapan Mara menggema di kepalaku.

Mataku reflek terbuka. Sekelilingku remang remang. Aku berada di tengah ruangan kosong dengan dinding bata. Aku mencoba menggerakkan tangan tapi  tidak bisa, tanganku terikat di belakang kursi.

“Sial aku tertangkap !” Seruku kesal.

Detik berikutnya terdengar suara ribut dari langit langit. Aku mendongak, kemungkinan aku berada di ruangan bawah tanah. Entah suara apa itu di lantai atas.

Kemudian aku teringat sesuatu, “oh iya ! SIVA, kirimkan sinyal darurat pada Haku !”

Sepi. Tidak ada jawaban dari jam tangan canggih ku itu.

“SIVA, apa kau mendengarku ? SIVA !” Aku mencoba memberikan perintah suara sekali lagi.

“Mencari ini ?” Seseorang menyahut.

Aku menoleh ke depan. Mara berdiri di samping bingkai pintu sambil menggenggam sesuatu.

“Gomen, aku harus menghancurkannya,” ucapnya lagi dengan nada dingin.

Aku terkejut. Mara menghancurkan SIVA milikku. Sepertinya dia tahu kalau benda itu bisa mengirim sinyal pada orang lain.

Padahal baru dikirim kemarin tapi dihancurin.

“Lama sekali kau sadar,” ujar Mara sambil melangkah ke arahku, “temanmu saja sudah asyik mengobrol dengan yang lain.”

“Teman ?” Aku terkesiap, “kalian berhasil membawa Bakugo ?!”

Mara hanya mengangguk pelan, “tenang saja. Anak itu dibawa kesini untuk urusan teman temanku bukan untuk mencampuri masalahmu.”

Aku menundukkan kepala, tak bisa berbuat apa apa. Bakugo berhasil tertangkap ? Yang benar saja ! Apa segitu mudahnya dia tertangkap ?

Tiba tiba pintu terbuka dengan suara keras, “Mara-chan ! Aku disini saja ya denganmu. Anak itu ribut sekali aku jadi takut !”

“Yah asal kau tidak mengganggu, Toga-chan," jawab Mara singkat.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now