#77 : VS

63 4 6
                                    

Maaf, saya lupa up haha 🤚🏻

Enjoy!

*

Akira tak berhenti menatap ke arah tingkat teratas dari tempatnya berada. Rasa cemas juga seolah memenuhi hatinya sementara dia menunggu sinyal yang sebelumnya sudah dikoordinasikan pada mereka yang mengurus kedua rekan Nine. Dia sedang menunggu ledakan yang akan memisahkan ketiga villain itu sebelum dia dan kelompoknya akan menyelesaikan tugasnya dengan cepat.

Itu yang sudah Akira tetapkan. Selesaikan dengan cepat lalu segera pergi ke medan perang utama. Dia memutuskan hal itu bahkan tanpa memikirkan apakah tubuhnya akan utuh setelah pertarungannya sendiri nanti.

"Akira," laki laki itu menoleh ketika Todoroki memanggilnya, "kau akan menggunakan tongkatmu itu kan? Bisa berikan sebentar?"

"Oh tentu," Akira tanpa ragu meraih tongkat senjata dari punggungnya dan mengopernya pada Todoroki, "mau diapakan? Kau punya rencana?"

Akira mengamati ketika Todoroki menyodorkan tongkat miliknya pada Tsuyu lalu gadis itu mulai melumuri kedua ujung tongkat miliknya dengan lendir dari tubuhnya. Biasanya Akira keberatan ketika seseorang mengutak-atik barang miliknya, tetapi kali ini dia yakin bukan saatnya bersikap begitu jadi dia tetap diam mengamati, menunggu teman lainnya menjelaskan.

"Itu racun. Jadi jangan sentuh bagian yang berlendir," ujar Todoroki setelah selesai melumuri lendir racun pada tongkat Akira lalu mengopernya kembali pada pemiliknya, "itu bagian dari rencana. Lendir itu akan menempel pada tubuh villain ketika kamu menyerangnya."

Akira mengangguk-angguk paham lalu dipandanginya Tsuyu sejenak. Akira tak pernah memperhatikannya tapi gadis itu mirip juga dengan katak. Dia baru memahaminya bahwa ini adalah lendir katak beracun yang pernah dia baca di ensiklopedia saat kecil dulu. Akira berpikir mungkin dia harus lebih sering memperhatikan orang-orang di sekelilingnya walaupun tujuannya kesini hanyalah untuk menyusul heroine-nya lalu akan segera pergi.

Suara ledakan kemudian terdengar, menyita segala pemikiran yang muncul di benaknya. Itu tandanya. Ketiga villain sudah terpisah.

Tanpa aba-aba mereka berlima segera mengambil sikap siaga dan menuju posisi masing masing. Sekali lagi Akira menekankan dalam dirinya: selesaikan dengan cepat lalu pergi ke medan perang utama.

Akira masih sempat melihat ketika Tsuyu menceburkan dirinya ke air sementara dia menyingkir bersama Iida dan Kirishima. Itu bagian dari rencana mereka, berharap bisa menenggelamkan makhluk itu di air lalu Todoroki membekukan danau dan selesai sudah tugas mereka.

Andaikan semudah itu.

Entitas yang mereka tunggu tunggu itu akhirnya menunjukan batang hidungnya. Semuanya segera mengambil sikap siaga ketika lidah panjang khas katak Tsuyu muncul dari dalam air dan menarik villain itu ke dalam air. Berikutnya, es segera menyebar dari permukaan danau sampai membekukkan semua air terjun di dekatnya.

Todoroki dan Tsuyu mengawasi dari tepian danau disusul oleh tiga orang lainnya yang keluar dari persembunyian.

“Berjalan sesuai rencana!” ungkap Iida dengan optimisnya.

Akira sendiri tahu bahwa tidak akan semudah itu. Episode ini masih panjang jadi tidak mungkin berakhir secepat itu. Dia mengambil tongkat dari punggungnya dan bersiap untuk bertarung.

Suara es pecah di permukaan air mengawali pertarungan mereka. Musuh melompat keluar dari air dengan mudahnya dan berdiri berhadapan dengan mereka.

“Sebaiknya kalian menyerah saja,” suara berat mengancam terdengar dari moncong serigalanya sementara matanya menatap tajam pada mereka dengan penuh intimidasi.

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now