035

11K 450 0
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

"Hay! Tuan Aksara." Sapa Langit duduk di hadapan Aksara. Pemilik SMP Aksara Bangsa.

Mereka berada di ruangan tertutup, di hadapan mereka ada sebuah meja bundar. Disana sudah ada, Langit, Regan, Raiden, Senja, Zara dan Ziva.

Tak lama kemudian seorang laki-laki dengan pakaian formal menghampiri mereka. Dia Abyan Danaswara. Ayah Zara dan Langit.

"Saya sangat kecewa dengan perlakuan semua orang di lingkungan sekolah ini. Saya pikir isinya sebaik yang saya dengar dari orang-orang, ternyata setelah di selidiki, jauh dari ekpetasi saya. Awalnya saya akan mengajak bekerja sama, tapi setelah saya tau sekolah ini sangat tak beradab, saya menarik permintaan saya. Jika tak mau rugi, saya akan membeli sekolah ini dan akan saya daur ulang." Jelas Abyan kepada Aksara.

Aksara terdiam, ia berfikir sejenak. Rasanya ia tak ingin menjual sekolah ini namun apa daya, reputasi nya sudah hancur. Toh habis menjual sekolah ini ia akan mendapat banyak uang, pikirnya.

Aksara mengangguk mengulurkan tangan, "Saya terima tawaran anda." Ucapnya dengan enteng membuat senyuman Abyan mengembang.

"Papi! Ko seenak itu nerima tawarannya. Ziva ga suka." Bantah Ziva.

"Papi kecewa sama kamu Ziva! Ternyata kamu bisa sekejam itu. Buat malu keluarga saja. Setelah ini Papi mau kamu meminta maaf pada anak-anak yang menjadi korban perundungan kamu! " Tegas Aksara menatap tajam kearah Putrinya.

Aksara menarik Ziva ke tengah lapangan.

"Saya Aksara, benar-benar meminta maaf atas perilaku anak saya yang tak beradab. Saya harap kalian mengerti dan mau memaafkan Ziva." Ucap Aksara dari microphone.

Aksara memberikan microphone kepada Ziva mengode agar perempuan itu meminta maaf, "G-gue minta maaf a-atas kelakuan gue. T-terutama buat Gladis, Yuri, dan Amara. G-gue bener-bener minta maaf." Lirih Ziva merasa malu dan gengsi.

Aksara mendorong Ziva hingga jatuh tersungkur di bawah kaki Yuri, Gladis dan Amara.

"Sujud! Minta maaf yang bener!" Tegas Aksara.

Yuri yang tak tega langsung mengangkat tubuh Ziva, "Kita ga pernah marah kok sama perlakuan kamu." Ucap Yuri tersenyum tulus.

"Kita emang pantas di perlakuin seperti itu." Sambung Gladis.

Kini Amara yang mendekat, "Aku harap setelah ini kamu beneran berubah ya Ziv."

Ziva hanya memutar bola mata malas, seharusnya dari dulu ia lenyapkan saja tiga perempuan menjengkelkan ini.

"Setelah ini saya menyerahkan seluruh isi sekolah ini kepada Tuan Abyan Danaswara. Semoga nanti Tuan Abyan bisa membuat sekolah ini menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas semuanya. Saya dan Ziva pamit undur diri." Setelah itu Aksara langsung menarik kasar tangan Ziva untuk meninggalkan sekolah itu.

"Papi! Papi liat image kita hancur! Anak papi di permalukan!" Racau Ziva membuat Aksara jengkel.

"SETELAH INI KAMU SAYA SEKOLAHKAN DI LUAR NEGRI." Bentak Aksara membuat mata Ziva berkaca-kaca.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang