001

72.5K 1.9K 104
                                    

𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂

𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊𝒎𝒖, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒇𝒊𝒌𝒔𝒊,
𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂.
-𝒁𝒂𝒓𝒂

"PARHANNNNNN!" Teriak seorang gadis yang sedang duduk di kursi kantin.

Laki-laki yang merasa terpanggil itu menoleh dengan malas, "Nggak usah teriak, bisa gak?" Tanyanya heran dengan kelakuan sahabatnya itu yang sangat kekanakan ketika bersamanya.

Perempuan itu hanya menyengir kuda , "Bacot monyet!" Ketusnya menjulurkan lidah kepada, Farhan.

Farhan hanya mampu mendengus kesal, lalu duduk di samping Zara dengan membawakan dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es teh. Farhan menyodorkan satu mangkuk mie ayam dan segelas es teh kepada Zara, sisanya itu untuknya.

"Kenapa lo liatin gue kaya gitu?" Tanya Farhan heran melihat Zara yang hanya menatapnya dan tak memakan apa yang ia bawakan tadi.

Zara tak menjawabnya, ia terus memperhatikan ketampanan sahabat laki-lakinya itu.

Hanya butuh waktu sepuluh menit semangkuk mie ayam dan segelas es teh itu ludas di santap Farhan. Namun tidak dengan Zara yang masih setia memperhatikan setiap gerak gerik Farhan.

"DORRRR!" Teriak Aulia sahabat Zara yang tiba-tiba datang, membuat Zara dan Farhan terkejut.

Aulia langsung duduk di samping Zara, "Bucin mulu kagak jadian." Ledek Aulia membuat Zara melirik sinis kearahnya.

Farhan merubah posisinya menghadap kearah Zara, lalu menatap balik perempuan itu, "Kenapa nggak di makan, hm?" Tanyanya sungguh membuat Zara serasa ingin menghilang dari bumi.

Zara mencengkram kuat tangan Aulia, "Pegang gue sebelum gue terbang!" Bisiknya namun masih bisa di dengar oleh Farhan sehingga menampilkan senyum manis dari laki-laki itu.

Farhan mengaduk mie ayam milik Zara yang nyaris medok karna ulah perempuan itu sendiri.

"Buka mulutnya!" Tegas Farhan yang ingin menyuapkan sesendok mie ayam itu.

Tentu saja Farhan sudah paham sifat manja sahabat perempuannya ini. Perempuan yang kadang menjengkelkan baginya namun di balik itu Farhan tau dia adalah perempuan yg cengeng.

Setelah menghabiskan beberapa suapan kini suapan terakhir sudah ludes oleh Zara, "Pinter!" Puji Farhan membuat Zara tersenyum bangga.

"Yallah bunuhlah hamba jika di dunia hidup hanya untuk melihat ke uwuan sahabat hamba dan cru─"

"Bacot jablay!" Potong Zara membuat Aulia mendengus kesal.

"Udah deh, gue cabut ke kelas aja dari pada jadi saksi bisu ke uwuan kalian yang nggak bermakna." Omelnya lalu pergi meninggalkan sepasang sejoli itu.

Zara menlonjorkan kakinya diatas paha Farhan, "Cape, pijitin dong." Pintanya dengan enteng.

"Awas! nanti gue cubit paha lo yang mulus itu!" Ancam Farhan namun tak membuat Zara takut. Perempuan itu memang keras kepala.

Karna tak mau berdebat dengan perempuan aneh itu akhirnya Farhan hanya menurut untuk memijit kaki Zara.

"Turun! Nggak usah nakal tangan lo!" Bentak Zara karna tangan Farhan yg jail.

"Katanya minta pijitin." Balas Farhan tersenyum licik.

"Aghh bangsat!" Celetuk Zara ketika Farhan dengan jail mencubit pahanya.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang