042

9.7K 440 0
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klek!

Knop pintu kamar Farhan terbuka membuat mata Zara berbinar-binar. Kamar itu begitu rapi dengan aroma khas yang damai dan tenang. Kamar yang bernuansa hitam putih itu sangat mencuri perhatian Zara.

Gadis itu melangkah masuk membuntuti Farhan. Seingatnya terakhir ia kesini itu 2 minggu yang lalu, saat kejadian scandal di kamar mandi yang membuatnya marah besar dan mendiamkan Farhan hingga memblokir nomornya. Baru beberapa minggu saja ia sudah merindukan surga dunia itu. Tempat yang selalu membuatnya tenang dari kejamnya dunia.

Ia ingat sekali kamar itu, kamar yang selalu menjadi saksi bisu tangisnya dan kemarahannya. Memang dari dulu saat sedang banyak masalah atau penyakitnya kambuh, Zara selalu datang kerumah Farhan kapan pun itu. Bahkan saat malam ia sering menyelinap masuk ke kamar Farhan hanya sekedar untuk menerima pelukan hangat dan menenangkan dari laki-laki itu.

Kamar itu terlindungi oleh peredang suara hingga Zara bebas berteriak dan menangis terisak-isak di iringi suara lembut laki-laki yang ia sangat sayangi. Mata laki-laki itu yang sangat teduh membuatnya selalu merasa nyaman saat berada di dalam pelukannya. Tangan yang lembut selalu membelai setiap helai rambutnya. Lantunan merdu dari laki-laki itu yang selalu berhasil mengantarnya dari kejamnya kenyataan ke mimpi yang begitu indah. Di iringi rintik hujan dan petir yang menggelegar, laki-laki itu akan mendekapnya begitu kuat seakan tak mau gadis itu takut akan kenyataan yang begitu pahit.

Ah, ia pasti akan sangat merindukan sosok malaikat pelindung seperti Farhan. Mungkin saja 1 minggu di London, ia akan di pulangkan karena gila tak bertemu Farhan.

"Ngelamunin siapa, honey?" Tanya Farhan membuat Zara tersadar.

Gadis itu menyengir tanpa dosa, "Ngelamunin kamu!"

"Why?"

"Aku bayangin gimana hari-hari aku nanti tanpa kamu, pasti hampa. Aku pasti bakal kangen banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, banget, bang..." Zara menarik nafas dalam-dalam, "Bangetttttttttt." Lanjutnya.

Farhan terkekeh geli, ia mengacak-acak rambut gadis itu, "Maybe gue lebih kangen lo."

Zara memeluk Farhan lalu mendongak menatap laki-laki itu, "Masa?"

Cup!

1 kecupan hangat mendarat di puncak kepala gadis itu membuatnya memanyunkan bibir.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang