062

6.8K 293 5
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Kini Farhan dan Renza baru sampai di Rumah Sakit tempat Nathan di rawat.

"Nathan kritis, dia kehilangan banyak darah, stok darah di Rumah Sakit ini udah habis, gue juga darahnya ga sama." Jelas Daren dengan raut wajah khawatir.

"Apalagi gue dan Renza."  Ucap Farhan.

Seorang perempuan menghampiri mereka, "Hay! Lagi cari donor darah ya?"

"Iya, btw lo bisa bahasa Indo?" Tanya Daren menyerngit bingung.

"Kenalin, gue Fanesha Yuthea Anderson, panggil aja Thea. Gue asli Indonesia tapi sekolah di sini." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Gue bisa bantu kok."

"Yakin lo?" Tanya Farhan.

Thea mengangguk lalu pergi menemui dokter yang baru daja keluar dari ruangan Nathan.

"Saya bersiap mendonorkan darah, Dok." Thea tersenyum manis.

"Baiklah kita tes dulu apakah darah kamu cocok atau tidak." Ucap sang Dokter.

Thea mengikuti langkah sang dokter untuk masuk ke dalam sebuah ruangan, sementara Renza, Farhan dan Daren terdiam sejenak karena bingung.

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

Nathan baru saja sadar dari masa kritisnya, untungnya ia bisa melewati itu sehingga kembali tersadar.

"Gimana perasaan lo? Masih sakit? Atau apa?" Tanya Daren.

"Perhatian lo?"

Daren berdecak kesal, "Serba salah gue."

"Iya deh iya, makasih a'a Daren tercinta karena sudah menyelamatkan eneng Nathan, kiw." Nathan mengedipkan matanya di akhir membuat Daren menggeliat geli.

"Heh! Juminten! Lo harusnya berterima kasih sama tuh cewek! Bukan gue!" Daren menunjuk Thea yang sudah menatap mereka dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.

"Dia siapa?" Tanya Nathan berbisik pada Daren.

"Dia Thea, yang donorin darah sekaligus selamatin hidup lo." Jelas Daren.

Nathan ternganga namun sedetik kemudian dia kembali melemparkan senyuman, "Lo baik banget, gue ga tau pake cara apa biar bisa berterima kasih."

Thea langsung berdiri, "Ga usah! Gue cuma butuh tumpangan buat ke Indo!"

Renza memutar bola mata malas, "Ada maunya pantes." Gumamnya pelan namun telinga Thea setajam rumput tetangga, bisa mendengarnya hingga ia melirik sinis kearah Renza.

"Lo bisa ikut kita." Ajak Farhan tiba-tiba membuat Renza heran.

"Beneran? Ih tapi kalo pake pesawat, gue takut ketahuan soalnya gue kabur dari orang tua gue, hehe."

"Kabur? Kenapa?" Tanya Nathan.

"Hufth! Gue pengen ketemu sahabat gue di Indo dan calon keponakan gue, jadi gue kabur deh, tapi mata-mata Papa gue banyak banget, takut ketahuan." Jelas Thea santai.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang