047

8K 325 20
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

1 minggu berlalu kini Zara sedang libur dan ia menyibukkan diri untuk mengasuh Baby Hara. Baby Hara adalah bayi yang ia temukan 1 minggu yang lalu, ia telah membawa ke Rumah Sakit untuk di beri perawatan medis lalu melaporkan kasus itu ke polisi.

Sementara polisi mencari tau semuanya, Zara memilih untuk merawat bayi itu dan memberi nama Lahara Shaqueena Danaswara. Jangan kaget karena namanya sengaja ia buat persis seperti namanya.

Kini Zara sedang video call bersama Bundanya dan memberi tahu semua tentang Baby Hara.

"Ih Zara, Baby Hara untuk Bunda aja ya? Biar Bunda yang adopsi dan biar kamu punya adek."

"Iya Bunda iyaa, nanti deh kalo Zara pulang Zara kasi ke Bunda. Yakali Zara suruh dia pulang sendiri."

"Aduh lucu banget sih, tega ya sayang yang buang kamu, tapi ga papa. Di sini ada Bunda Dara dan Kakak Zara yang siap rawat kamu."

Zara tersenyum melihat Bundanya bahagia, memang Dara sangat ingin mempunyai anak lagi tapi ia tak mau menikah lagi karena trauma.

"Yaudah Bun Zara tutup dulu, Zara mau mandiin Hara. Nanti malam kita Vc lagi ya."

"Yahh... Udah deh ga papa. Babayyy sayangg."

"Byee Bundaa."

Zara mematikan panggilan video itu lalu memperhatikan Baby Hara yang sedang tertidur di sampingnya.

"Dek!" Panggil Zafran langsung memasuki kamar Zara.

"Syuttt... Diem, Bang! Hara baru tidur." Omelnya membuat Zafran terkekeh.

"Sayang banget sama anak orang. Coba deh Abangnya gitu yang di sayang." Goda Zafran menaik turunkan alisnya.

"Ish Abang!" Zara mencubit perut Zafran membuat Zafran terkekeh.

"Lucu ya, kaya Lo." Ucap Zafran sembari mengelus puncak kepala Baby Hara.

"Jadi pengen buat." Lanjut Zafran membuat Zada melotot kearahnya.

"Ayo Buat!" Ajak Zafran menaikkan satu alisnya.

"Buat apa?" Tanya Zara dengan polosnya atau memang sengaja sok polos.

"Buat Baby lah, mau ga, hm?" Bisik Zafran tersenyum miring.

"Gimana caranya?" Lagi-lagi Zara bertanya sangat polos membuat Zafran semakin geram, rasanya ingin ia terkam sekarang.

"Lo polos banget, Dek. Kayanya culik lo enak deh." Zafran mencubit pipi Zara membuat sang empunya meringis kesakitan.

Tiba-tiba Zafran memeluk Zara dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zara membuat Zara merinding karena nafas laki-laki itu langsung menerpa kulitnya.

"Bang, geli!" Zara berusaha mendorong Zafran tapi ia malah semakin erat memeluk Zara.

"Diem, Dek! Gue nyaman sama posisi ini."

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang