037

10.8K 491 28
                                    

senja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang indah sebagian besar hanya bersifat sementara
-Lazara Shaquella Danaswara

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

"ANJING LO!" Umpat Langit lalu berlari mengejar Zara. Sekuat tenaga Langit, Raden, Aulia, dan Nathan memecahkan kotak kaca itu menggunakan batu, sementara Senja, Regan, Daren dan Renza berusaha menyerang Nona El dan Tuan Al.

Brak!

Prang!

Kotak kaca itu pecah. Dengan cepat Langit mengangkat tubuh Kakaknya lalu membawanya keluar.

Perlahan Langit membersihkan serpihan kaca di tubuh Zara dengan teliti agar tak melukai gadis itu.

Air di kotak Viola sudah menyusut dan pintu keluar sudah terbuka, gadis itu masih diam di tempat.

Karna kesal Langit memberi Zara pada Raden lalu mendekati Farhan lalu mendorongnya, "Maksut lo apaan njing! Lo lebih pilih nyelamatin cewek lain dari pada tunangan lo sendiri? Ngelawak lo?" Cetus Langit. Dadanya naik turun sebab emosi.

"Kasi nafas buatan cepat!" Desak Aulia khawatir.

Raden tertegun, "G-gue? Kenapa ga lo aja?"

"Udah ah cepetan dari pada keburu lewat!"

Saat Raden mulai mendekatkam wajahnya.

"Woy! Jangan sentuh Zara!" Tegas Farhan mendekati Raden. Ia ingin mengambil tubuh Zara namun Langit menahannya.

"Lo yang jangan sentuh Kakak gue! Cowok macam apa yang lebih mentingin nyawa cewek lain?" Langit sangat emosi saat ini.

"Cukup! Debat ga buat semuanya selesai. Sekarang cepat lakuin!" Sergah Aulia. Gadis itu juga tampak lebih khawatir.

Raden kembali mendekatkan wajahnya hingga mengikis jarak diantara mereka.

Deg!

Serasa ada sebuah meteor menghantam hati Farhan. Melihat gadisnya di sentuh laki-laki lain di depan matanya sendiri, itu sangat menyakitkan bagi Farhan. Ia terduduk di hadapan Zara.

Akhirnya perempuan itu terbangun lalu memuntahkan seluruh air yang masuk ke dalam mulutnya.

"F-Farhan." Lirih Zara mencari keberadaan laki-laki itu.

Dengan cepat Farhan mendekati Zara lalu memeluknya, "Maafin gue, Ra. Maaf. Gue ga bermaksut atas semua ini." Bisik Farhan.

Entahlah, pelukan Farhan membuat Zara tenang dan damai. Seharusnya dia marah namun hatinya kini luluh.

"Mereka berhasil kabur!" Lapor Senja kewalahan. Gadis bernama Senja itu memang menguasai berbagai ilmu bela diri. Tak heran jika dia memilih mengurus kedua biangkerok atas semua ini di banding ikut menyelamatkan Zara. Rasanya geram jika ada mangsa tak segera di sikat.

"Sialan!" Umpat Langit begitu emosi.

Zara mulai tersadar, kapal yang sedang berlabuh seketika runtuh. Ia mendorong Farhan, rasanya ia kecewa namun tak dapat menolak apapun yang laki-laki itu berikan, apa benar cinta itu buta?

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang