Astronomy Tower

62 : Jealousy

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

"Aku ingin pengakuan!"

Draco mengernyitkan dahinya. "Pengakuan?"

"Iya! Kau tidak salah dengar," kata Lorenzo sambil menarik jari-jarinya menjauh dari pisau yang Draco tancapkan di atas meja.

"Pengakuan apa?"

Lorenzo tersenyum, "pengakuan bahwa aku hebat!" Lorenzo kini tersenyum jahil.

"Apa maksudmu?" tanya Draco kesal.

"Menurutmu aku mau apa, Draco? Aku hanya sedang mengujimu. Aku sering melihatmu bersama gadis itu diam-diam. Dan kau terlalu sering memperhatikannya. Aku kira kau membencinya, ternyata kebalikannya ya," Lorenzo tersenyum meledek.

Draco memijat keningnya. "Sialan!"

Lorenzo mencabut pisau yang Draco tancapkan, "kau benar-benar bersungguh-sungguh terhadapnya," kata Lorenzo sambil menggoyang-goyangkan pisaunya sebelum kembali meletakkannya ke atas meja. "Gila sekali! Seorang Draco Malfoy jatuh cinta," Lorenzo tampaknya benar-benar menikmati situasi ini. "Tapi bagaimana ya kira-kira kalau orang tua mu atau bahkan semua orang tau tentang ini?"

Draco menatap Lorenzo yang buru-buru menambahkan, "itu bukan ancaman! Aku bersumpah! Hanya bertanya saja! Kira-kira bagaimana kalau semua orang mengetahui itu? Maksudku kau tau sendiri kan?"

Draco menegakkan badannya. "Jangan tanyakan aku tentang itu."

"Maaf! Hanya penasaran!" Lorenzo menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

Draco kira dengan begitu, cowok itu akan diam, namun tiba-tiba dia kembali berceloteh. "Tapi menurutku apa yang kau lakukan itu kejam sih!"

Alis Draco terangkat. "Maksudmu?"

"Membelikan si Avery sepatu baru dengan membawakan sepatu Pansy sebagai sepatu contoh dan sebagai gantinya memberikan Pansy sepatu baru. Menurutku itu kejam!"

"Aku tidak mengerti-"

"Aku tau, tapi mulai sekarang kau harus mengerti! Pansy jadi senang sekali dan memamerkan pada semua orang tentang sepatu itu dan merasa itu sebagai bentuk perhatian!"

"Tapi itu sebagai ucapan terimakasih-"

"Aku tau!" sahut Lorenzo cepat. "Tapi dia mengartikan itu berbeda! Dan kalau dia menganggapmu spesial lalu kabar itu menyebar, kau akan kesulitan mendapatkan si Avery!"

Dahi Draco mengerut. "Jadi sekarang, apa kau mencoba membantuku dekat dengan-"

"Tidak! Aku tidak melakukan itu! Bagaimanapun aku masih pendukung kemurnian darah!" Lorenzo cepat-cepat memakan buburnya.

Draco tersenyum. Dia tau bahwa Lorenzo memang sedang berusaha membantunya.

"Ngomong-ngomong, darimana kau tau aku membeli sepatu untuk River?"