57 : I pick my poison and it's you

1K 121 6
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Sedikit harapan yang diberikan River ternyata berhasil membuat Draco menjadi lebih tenang.

Mereka kini duduk bersandar di pilar menara astronomi. Mereka duduk bersebelahan dan tangan kanan River masih bertaut dengan jari-jari panjang Draco.

"Kita pasti baik-baik saja!"

Draco rasanya sudah berulang kali mendengarkan River mengatakan itu. Tapi dia tak keberatan sama sekali untuk mendengar kalimat itu. 

Jari telunjuk River mengusap-usap telapak tangan Draco sementara mata gadis itu menatap hamparan langit luas. Draco diam-diam bertanya di dalam hatinya, apa kira-kira yang dipikirkan River saat melihat bintang-bintang itu? Apa dia teringat dengan keluarganya? Apa boggart yang dilihat River tadi adalah bagaimana keluarganya tewas?

Napas River sangat teratur sampai dia memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Draco.

Draco terperanjat. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Dia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Dia bisa mencium aroma buah beri liar yang menyegarkan dari River. Jantungnya semakin berpacu. Sekarang, dia jadi mempertanyakan hal lainnya.

Apakah mereka pantas disebut teman? Bagaimana bisa mereka hanya sebatas teman?

Saat itu juga, Draco tersadar, bahwa dia memang telah benar-benar memilih racunnya. Dia memilih River sebagai racun yang bisa menghancurkannya suatu hari nanti.

Draco tau bahwa dia dan River adalah sesuatu yang mustahil. Keluarganya bukan keluarga yang toleran terhadap darah campuran, sekalipun menurut penuturan Amycus, River harusnya adalah seorang Avery. Tapi tetap saja, River seorang darah campuran. Belum lagi mereka ada di kubu yang berbeda. Dan yang paling penting, Draco tidak pantas untuk selalu berada di samping gadis seperti River. Gadis yang memiliki hati dan pemikiran-pemikiran yang mendukung nilai-nilai kebaikan sementara Draco adalah seorang pelahap maut yang dituntut untuk menjadi seorang yang menghancurkan siapapun yang berada di jalan mereka dengan keji tanpa perasaan.

"Draco!" River memanggil Draco tanpa membuka matanya.

"Hmm?"

"Apa kau mau kulatih untuk membuat Patronus?"

Ada keheningan selama beberapa saat.

"Aku sudah bilang—"

"Aku akan tetap membantumu!" River sekarang sudah menegakkan badannya. Jari River dan Draco kini tak lagi saling bertaut dan diam-diam, Draco sedikit merasa kecewa.

"Kau tak akan bisa," kata Draco pelan.

River menggeleng. Wajahnya terlihat bersemangat. "Kau bilang kau tidak bisa melakukannya karena kau memiliki lebih banyak kenangan buruk daripada kenangan menyenangkan, bukan?"

Draco tak membalas dan River kembali menjelaskan dengan semangat. "Aku akan membantumu menciptakan kenangan baik!"
Draco terlihat tak yakin dengan ide River dan gadis itu kembali melanjutkan idenya. "Kita busa menciptakan kenangan baik lebih banyak daripada kenangan buruk mu!"

"Mustahil!" bisik Draco.

"Tidak ada yang mustahil, Draco! Kita bisa melakukannya! Kita bisa bertemu setiap malam, di menara astronomi tepat pada jam ini," River berkata dengan sungguh-sungguh. Matanya membulat setiap kali dia menyampaikan ide-ide nya yang menurutnya sangat jenius tapi menurut Draco, pasti sia-sia.

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang