75 : Obliviate Gone Wrong

575 68 0
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Seluruh masa liburan River berjalan dengan sangat baik.

Sangat baik, menyenangkan sekaligus menyesakkan untuk River. Dia memperhatikan bibinya sibuk menyusun barang sementara pamannya mengangkat barang ke luar.

"River! Apa kau sudah siap?" tanya pamannya sembari menghampiri River yang sudah menenteng tas ransel dan koper hitam di tangan kanannya dan burung hantu yang bertengger di bahunya.

Paman Haymitch menyodorkan secarik foto. Pada mulanya, River tak mengerti apa yang dilakukan pamannya.

"Lihatlah! Ini foto rumah baru kita nanti," Haymitch semakin menyodorkan foto itu.

River meletakkan kopernya ke lantai dan meraih gambar yang diberikan pamannya.

Gambar sebuah rumah yang lebar dikelilingi pagar putih dan ada pohon apel di sisi kirinya. River membalik foto itu, ada alamat yang tertera disana. River tersenyum membayangkan betapa indahnya hari-hari yang akan dilalui paman dan bibinya disana. Bersama anak mereka yang bebas bermain di halaman depan.

"Aku mendapat kenaikan jabatan, rumah baru dan tentunya gaji yang tinggi. Kita bisa membuatmu masuk ke sekolah yang lebih baik daripada Hogwarts. "

River hanya tersenyum. Dia mengembalikan foto itu ke pamannya dan melirik arloji cokelat yang melilit pergelangan tangannya.

Besok, pada jam ini, seharusnya River kembali ke Hogwarts. Dan dia memang akan kembali ke Hogwarts apapun yang terjadi. River mengangkat kopernya dan memegangnya erat-erat.

"Paman, Bibi, bisakah kita ke halaman belakang sebentar? Aku ingin kita bertiga melakukan perpisahan kecil kepada halaman belakang."

Paman dan bibinya berpandangan sesaat. "Tentu!" jawab Paman Haymitch.

"Ayo cepat! Karena sebentar lagi mobil pengangkut barang sudah datang dan kita harus pergi, bukan?" River tersenyum kikuk.

Mereka tiba di halaman belakang. River berjalan lebih dulu dari mereka kemudian dia berhenti dan berbalik menghadap paman dan bibinya.

"Paman, bibi, aku punya hadiah kecil untuk kalian. Bisakah kalian berbalik selagi aku mengambil hadiahnya?"

Paman dan Bibi River tersenyum senang. "Tentu! Tentu saja!" jawab keduanya serentak.

Mereka berbalik bersamaan dan River diam-diam mengeluarkan tongkatnya dari dalam sakunya.

River menarik napasnya. Waktunya bersama paman dan bibinya sudah hampir habis. Setelah ini, mereka tidak akan mengingat River sama sekali dan River tidak keberatan. Lebih baik seperti ini. Bahkan ini sudah melampaui perkiraannya. Waktu yang dihabiskannya bersama mereka sudah lebih dari cukup.

River menarik napasnya dalam dalam sementara burung hantunya melayang-layang di sekitarnya.

"Oblivi—"

"Hentikan!"

River tidak sempat melanjutkan manteranya karena teriakan yang familiar serta seseorang baru saja menerjangnya hingga dia terjerembab di tanah.

Paman dan bibi River buru-buru berbalik diiringi dengan suara klakson mobil pengangkut barang yang baru saja tiba.

River buru-buru berdiri dan melihat Neville yang dengan sigap berdiri menyusul River.

"NEVILLE!" teriak River. "APA KAU GILA?"

"HEY! SEHARUSNYA AKU YANG BILANG BEGITU!" balas Neville.

"Apa-apaan ini?" tanya paman Haymitch.

Di sela-sela kekacauan itu, suara klakson mobil pengangkut barang semakin menggema dan terdengar semakin tidak sabar.

River buru-buru mengutip kopernya dan menyerahkannya pada Neville secara paksa. Neville yang tidak mengerti langsung memeluk koper itu. River menarik lengan Neville.

"Pergilah tanpa ku!" kata River sebelum dia memejamkan matanya. Berusaha berkonsentrasi di kala berisiknya klakson mobil pengangkut barang serta teriakan pamannya dan langkah kaki pamannya yang bergemerisik di rumput.

Haymitch berusaha menangkap River, namun kini gadis itu sudah menghilang bersama teman lelakinya yang muncul tiba-tiba itu dan hanya menyisakan burung hantunya yang sekarang dengan sangat patuh bertengger di atas ranting pohon.

Suara klakson mobil pengangkut barang masih menggema sampai Haymitch merasa kesal sendiri. "SIAL!" pekiknya kesal.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

River terhuyung dan terjatuh di tanah. Sementara itu Neville jatuh menghimpit koper milik River yang terbuka sehingga isinya bertebaran.

Neville cepat-cepat berdiri sambil memegang seluruh tubuhnya. Memastikan bahwa tidak ada bagian tubuhnya yang tertinggal.

"River kau hebat! Tidak mudah untuk melakukan apparate dan kau melakukannya untuk kita berdua. Namun kenapa harus disini??"

River berdiri dan menepuk-nepuk celana hitam panjangnya. Mereka berdiri tepat di depan Weasley Wizard Wheezes.

"Mungkin aku butuh sedikit makanan manis untuk menenangkan diri!" gumam River sembari berjongkok untuk membereskan kopernya. Namun secara mendadak, wajahnya berubah pucat.

"Dimana seragamku?" pekik River. "Kenapa isinya malah baju-baju biasa milikku?"

Neville hanya terdiam disana. Tidak mengerti apa maksud River.

"Oh astaga!" Pekik River lagi. Dia mulai mengacak-acak rambutnya frustasi. "SIAL!! PASTI TERTUKAR!" pekiknya kesal.

"Apa maksudmu?" tanya Neville heran.

"Kalau begini, mana mungkin aku bisa kembali ke Hogwarts! Tidak ada seragam, tidak ada buku, tidak ada banyak uang dan tidak ada tempat tinggal!" River hampir menangis tepat saat seorang gadis keluar dari pintu sambil melemparkan seragamnya ke lantai sementara Fred mengejar gadis itu.

"Hey tunggu!" pekik Fred.

"SUDAHLAH! AKU MUAK DENGAN PEKERJAAN INI!"

Fred menggeleng pasrah dan tanpa sengaja melihat Neville yang berdiri seperti patung bersama River yang nyaris menangisi koper-kopernya yang tertukar.

"Well... halo kalian berdua!"

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang