81 : After the Great War

691 71 1
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

"RIVER!"

Draco tersentak. Dia menatap boneka bergambar naga yang duduk terkulai di sebelahnya. Dia membuang napasnya kasar dan mengacak rambut pirangnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya.

"Sudah bertahun-tahun dan namanya masih jadi satu-satunya nama wanita yang kau sebutkan?"

Draco terlonjak saat mendengar suara itu. Lorenzo duduk dengan santai di sofa kulit yang ada di sudut ruangan.

"Sudah berapa tahun? Lima atau empat?"

"Lima!" jawabnya acuh tak acuh sambil turun dari tempat tidurnya.

"Ayo cepat! Kau tidak mau terlambat menghadiri pesta perayaan keberhasilan tim kalian sekaligus kenaikan pangkat Potter, kan? Bagaimanapun, kalian berdua berhasil menjalankan misi ini dengan baik."

Draco tampak tak bersemangat. "Entahlah!" katanya sambil mendorong Lorenzo keluar dan menutup pintu tepat di depan wajahnya.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

"Tidakkah menurutmu sangat aneh? Dulu kau dan Potter selalu bersaing, tapi hari ini kalian malah menjadi Auror dan menjalani misi yang sama," celetuk Lorenzo selagi mengekori Draco menuruni tangga di Malfoy Manor. "Sungguh sangat aneh! Padahal aku ingat dengan jelas kau kembali ke Hogwarts saat perang, berusaha menggagalkan apapun upaya Potter dan menangkapnya agar perang tak perlu pecah dan River tak perlu terluka dan—"

Lorenzo langsung menutup mulutnya saat secara tak sadar dia menyebut nama River berulang kali hingga mendapat tatapan sinis dari Draco.

Semenjak gadis itu menghilang dari St. Mungo setelah perang, Draco menjadi pemurung. Tempramennya sangat parah. Bahkan lebih parah daripada saat mereka masih bersekolah dulu. Nama River bahkan bagaikan sebuah kata terlarang.

"Selamat pagi, Lorenzo! Selamat pagi, Draco!" sapa Narcissa ketika melihat Draco dan Lorenzo menuruni anak tangga.

"Pagi, Mrs. Malfoy!" sapa Lorenzo hangat. Sementara Draco mencium pipi ibunya sebagai sapaan pagi.

Tak lama, Lucius Malfoy turun dan mereka mulai menyantap sarapan mereka bersama. Lorenzo seperti biasa mulai menceritakan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini sebagai seorang auror.

Banyak hal yang berubah setelah perang. Terutama pada Lorenzo dan Draco. Siapa sangka mereka berakhir menjadi auror. Tentunya Lorenzo berterimakasih kepada ayahnya yang mengikuti jejak ayah Draco. Ayah mereka berdua berhasil membersihkan nama dengan mengungkapkan nama para pelahap maut yang kabur. Bukan tindakan terpuji menurut Lorenzo, tapi juga bukan tindakan yang buruk.

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang