Epilog

1.1K 64 1
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Many years later...

"Aku bersumpah, asrama Slytherin lebih nyaman daripada asrama mana pun dan kalian akan menyukai asrama itu!" kata anak perempuan berambut panjang berwarna pirang platina yang sebagian rambutnya dikepang mengelilingi kepalanya, sementara sebagian lagi dibiarkan tergerai. Mata kelabunya menatap dua anak lainnya yang duduk di depannya. Satu laki-laki dan satu perempuan. Keduanya memiliki warna rambut dan warna mata yang sama dengan anak perempuan yang meyakinkan mereka bahwa asrama Slytherin adalah segala kemewahan di dunia ini.

"Ayah setuju dengan Winter!" Draco baru saja datang dan menarik bangku di ujung meja makan panjang itu.

"Oh ya?" sahut anak perempuan lainnya yang duduk di sebelah Winter. Gadis berambut hitam itu menurunkan buku yang sedari tadi menutupi wajahnya. Gadis itu memakai seragam Gryffindor dengan sangat rapi.

Draco tersenyum jahil. Akhirnya anak itu mengalihkan perhatiannya dari buku yang baru saja Draco berikan untuknya.

"Selain Slytherin dilarang memberi komentar!" kata gadis berambut pirang yang duduk di sebelahnya.

Mata kelabu si gadis Gryffindor menyala-nyala. "Dilarang ada diskriminasi asrama di meja ini!" katanya tegas.

"Anak-anak! Sudah berapa kali ibu bilang jangan ada pertengkaran di meja makan!" River datang sembari membawakan beberapa piring.

Draco cepat-cepat bangkit dan membantu istrinya.

"Bukankah ibu sudah berulang kali bilang tentang itu pada kalian?" kata River selagi membawakan makanan ke meja makan.

"Dilarang ada pertengkaran dan sihir di meja makan!" si gadis berambut hitam mengucapkan kalimat itu selagi ia kembali menutup wajahnya dengan buku.

"Bagus sekali, Summer! Dan tolong jangan ada buku selagi kita berada di meja makan."

"Oh, ibu!" keluh Summer. Namun gadis itu tetap memasukkan bukunya ke dalam tas selempang berwarna hitam yang dipenuhi berbagai pin dengan gambar yang lucu.

"Dimana Wren?" tanya River setelah dia selesai menghidangkan seluruh makanan di atas meja makan.

"Ibu!" teriak seorang anak berambut pirang dengan mata sewarna dengan mata River. Anak itu duduk di sebelah Summer. "Bu, aku juga ingin pergi ke Hogwarts seperti Leo dan Lyra."

"Akan ada saatnya, sayang!" bujuk River.

"Dua tahun lagi tepatnya," sahut Draco.

"Dan mungkin aku akan masuk ke Ravenclaw?" tanya anak itu.

"Mungkin saja!" jawab River senang.

"Atau mungkin aku akan masuk ke Ravenclaw terlebih dahulu," kata si anak perempuan berambut pendek yang duduk di sebelah River.

"Ibu akan sangat senang bila kau masuk ke Ravenclaw, Lyra!" kata River sembari mengelus rambut anaknya. "Sekarang cepat sarapan atau kalian akan ketinggalan kereta."

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

River membantu mendorong troli berisi barang-barang Leo sementara Draco mendorong troli lainnya berisi barang-barang Lyra dengan satu tangannya dan tangannya yang lain menggenggam tangan Wren.

"Summer, kenapa kau tidak memasukkan burung hantu mu ke dalam sangkarnya?" tanya Lyra selagi dia berjalan di samping Summer yang burung hantunya bertengger di pundak kanannya.

"Mr. Cole sudah terlatih," katanya sembari melihat ke arah burung hantu gelap yang bertengger di pundaknya.

Dari kejauhan, Draco melihat Harry bersama keluarganya dan mengangguk kepadanya, tampak enggan menghampiri karena mereka sama-sama terlihat sibuk.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

"Siapa yang sedang ayah lihat?" tanya Albus saat tak sengaja menangkap sorot mata Harry.

"Seorang teman lama," kata Harry pelan.

"Wow! Lihat siapa itu!" kata Ron. "Draco dengan keluarganya," dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Masih tidak percaya River menikah dengan pria itu!"

"Ron!" tegur Ginny.

"Itu dia si kembar Malfoy!" kata Ron lagi sembari menatap anak laki-laki dan perempuan yang berdiri di samping kanan dan kiri Draco. "Mereka berdua benar-benar mirip dengan Draco. Sudah mengimbangi kemiripan Albus dengan Harry saja."

"Pastikan kau mengalahkan si kembar dalam setiap ujian, Rosie!" kata Ron kepada putrinya. "Untung kau memiliki kecerdasan ibu mu!"

"Ron!" tegur Hermione.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

River memeluk semua anaknya satu per satu sebelum mereka pergi. Draco juga melakukan hal yang sama. Si bungsu, Wren bahkan sempat menangis haru ketika memeluk Summer. Dia benar-benar menyukai Summer lebih dari cokelat kodok.

"Jangan lupa untuk mengirimi kami banyak surat, bu!" kata Leo sembari melambaikan tangannya. "Dan bilang pada Grandpa, bahwa dia harus mengirimiku sapu terbang edisi terbaru jika berhasil masuk anggota Quidditch!"

"Tentu!" kata River sambil tertawa.  "Jangan lupa untuk saling menjaga satu sama lain!"

"Patuhi Professor kalian! Jangan menggunakan mantra dengan sembarangan jika kalian belum menguasainya!" kata Draco panjang lebar. "Dan jangan terlalu sering berkelahi tentunya," lanjut Draco sembari mengerlingkan mata pada Summer yang hanya tersenyum saja.

River, Draco dan Wren melambaikan tangan selagi kereta mulai berjalan meninggalkan peron.

The End

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang