#Summertime 7

367 33 1
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

#1 The Team

Summer kembali bersama yang lainnya dari lemari sapu dan menuju ke aula besar untuk makan malam saat seseorang berteriak ke arah mereka.

"Hey, Winter!"

Sontak mereka semua menghentikan langkahnya. Summer mendapati seorang gadis berambut kecokelatan dengan mata biru yang sangat cerah. Dia tersenyum mengejek.

"Apa kalian sudah selesai membersihkan lemari sapu?" Shirley jelas mengejek Winter dan Summer tidak senang. Tangannya mengepal sampai kuku-kukunya memutih.

"Tenanglah kalian berdua!" Winter memegang pergelangan tangan Xavier dan Summer. Winter tidak takut pada Shirley. Namun, dia takut Summer dan Xavier bisa dapat masalah gara-gara dirinya. Dia bisa menangani Shirley sendirian, tapi tidak saat ada Summer dan Xavier. "Ayo kita pergi saja!"

Winter melepaskan tangannya dari Xavier dan Summer. Winter berjalan lebih dulu dan mereka semua berjalan mengikuti Winter.

Summer berjalan di bagian belakang. Dia masih bisa mendengar tawa dan ejekan gadis-gadis itu.

"Kau takut, Malfoy?" teriak gadis itu.

Summer menghentikan langkahnya. Dia membiarkan dirinya tertinggal sementara yang lainnya lanjut berjalan. Summer berbalik dan berjalan ke arah para gadis yang sudah kembali bercakap-cakap seolah mereka tidak pernah melakukan hal menjijikkan pada Wren, Winter dan Albus.

Summer melangkah ke arah halaman terbuka. Langkah kakinya semakin mendekati Shirley dan teman-temannya selagi menarik keluar buku tebal dari dalam tas selempangnya.

Dia memegang buku tebal itu erat-erat lalu berteriak kepada gadis bermata biru itu. "Hey, Shirley!"

Gadis itu membalikkan badannya dan disaat itu juga, buku tebal Summer sudah menghantam wajahnya dan Shirley terjatuh sementara teman-temannya berteriak.

Setelah mendengar teriakan para gadis yang menggema memecah keheningan malam, para siswa yang semula sibuk dengan urusan mereka sendiri di koridor mendadak melihat apa yang terjadi di halaman Hogwarts.

Winter dan yang lainnya juga menghentikan langkah mereka. James baru menyadari bahwa pacarnya tidak ada di dekatnya. Dia terlalu sibuk menggoda Albus yang sepertinya sangat menyukai Lyra.

"Oh tidak!" kata Winter yang cepat-cepat berlari ke halaman Hogwarts.

Begitu tiba, Winter melihat Summer tengah berduel satu lawan empat dengan teman-teman Shirley.

Winter menyadari salah satu teman Shirley hendak menyerang Summer dari belakang. Winter cepat-cepat mengarahkan tongkatnya ke arah gadis itu. "Jangan menyentuh saudariku!" teriaknya ketika serangannya mengenai gadis berambut hitam yang hendak menyerang Summer.

Sementara itu, saat Summer berhasil menumbangkan lawan terakhirnya dengan membuat gadis itu panik karena hidungnya membesar, Shirley bangkit dan menarik rambut hitam Summer. Dia tidak dapat menemukan tongkatnya setelah Summer memukulnya dan membuatnya terjatuh.

"Kau gadis gila!" teriak Shirley.

Tiba-tiba sebuah pisau perak melayang nyaris mengenai wajah Shirley dan pisau itu menancap di dahan pohon. Mendadak, Shirley melepaskan tangannya dari Summer. Dia merasakan goresan tipis di pipinya.

Dia menoleh perlahan ke arah Lyra yang berdiri tegak. Mata kelabunya membuat Shirley muak. Shirley benar-benar muak dengan anak-anak bermata kelabu ini.

"Kau meleset, gadis kecil!" katanya sembari tertawa.

Sudut bibir Lyra terangkat. "Aku tidak pernah meleset," katanya sembari mengerlingkan matanya pada gadis itu.

"KURANG AJAR!" teriak Shirley. Dia berlari dan menerjang Lyra sampai gadis itu terjerembab ke rerumputan.

"Lepaskan dia!" Albus mendorong Shirley yang semula duduk di atas badan Lyra.

Shirley terjatuh ke rerumputan hijau di sebelah Lyra. Albus cepat-cepat mengulurkan tangannya ke arah Lyra yang dengan cepat menyambar tangan Albus dan kembali berdiri.

"Hey! Beraninya kau menyentuh pacarku!"

Albus menoleh ke asal suara. Seorang pemuda berbadan tegap berjalan ke arahnya.

"Oh, ya? Kau pikir saudaraku menyerang pacarmu?" James berdiri di depan Albus dan Lyra. "Dia bisa saja menyerang pacarmu, tapi adikku adalah lelaki sejati yang tidak akan menyerang wanita, kau tau itu."

Pemuda berbadan tegap itu berdiri di depan James yang tampak tak terganggu sama sekali. Tangannya memegang tongkatnya erat-erat.

"Menyingkirlah, Potter!" geramnya pemuda berbadan tegap itu.

James tertawa meremehkan. "Menyingkir dan membiarkanmu memukul saudaraku?"

"Hey, Logan!" teriak Xavier yang datang dari arah kanannya.

Pemuda berbadan tegap itu menoleh dan Xavier melayangkan pukulan terbaiknya. Kerumunan menggila saat Xavier melayangkan tinjuan terbaiknya hingga menjatuhkan Logan yang badannya lebih tegap dibanding Xavier.

Teman-teman Logan tak terima dan berusaha menyerang Xavier, namun  Winter dan Leo melindungi pemuda itu dengan menyerang teman-teman Logan sehingga serangan mereka meleset. Sementara itu, Leo dan James saling bertatapan sebelum James tersenyum jahil. "Apa hanya aku yang memikirkan suatu kejahilan kecil?" bisik James sebelum mengarahkan ujung tongkatnya ke arah Logan yang masih berusaha untuk bangkit. Dia tampak terhuyung-huyung setelah Xavier memukulnya.

Ujung tongkat James mengeluarkan cahaya yang mengarah langsung ke Logan yang seketika tergantung terbalik.

"Bagus, James!" Leo memukul pundak pemuda itu.

Albus sendiri masih berdiri terdiam karena masih tidak percaya bahwa James baru saja membelanya yang mana hal itu seperti tidak mungkin terjadi.

Kerumunan yang menyaksikan menggila dan bersorak menyaksikan atraksi yang dilakukan oleh James dan Leo.

"Apa yang terjadi disini?" pekik Professor McGonagall yang baru saja tiba membelah kerumunan. Dibelakangnya ada Professor Longbottom, Professor Flitwick dan Professor Slughorn.

"Ups!" James cepat-cepat menurunkan tongkatnya dan bersamaan dengan itu dia menjatuhkan Logan yang menggantung di atas batang pohon.

Professor McGonagall memijat pelipisnya. "Professor Longbottom, Professor Flitwick, tolong bawa mereka berdua ke kantorku. Sekarang!" katanya penuh penekanan sebelum mengakhiri kalimatnya.

#2 Never Expected

Professor McGonagall memijat pelipisnya dan berharap bahwa hal yang dilakukannya dapat menghilangkan rasa sakit pada kepalanya.

Di depannya, anak-anak dari empat asrama yang berbeda-beda berkumpul bersama.

"Malfoy, Potter dan Nott," gumamnya selagi memijat pelipisnya. "Aku tidak menyangka hari ini akan datang."

"Mungkin sudah saatnya, Professor," sahut James yang mendengar pernyataan Professor McGonagall.

Di sebelah James, Lyra berusaha menahan tawanya.

"Mr. Potter, Miss Malfoy, kita tidak sedang bercanda."

"Maaf, professor!" jawab James dan Lyra bersamaan.

"Baiklah!" kata Professor McGonagall setelah menghela napas, "mungkin kalian ingin menceritakan apa yang terjadi dan aku akan mempertimbangkan apa yang harus kulakukan terhadap kalian."

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang