80 : Please, Let me Go

737 84 6
                                    

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

"HARRY POTTER SUDAH MATI!" teriak Voldemort penuh kemenangan.

"TIDAK!" teriakan Ginny menggema dan Mr. Weasley berusaha menahan putrinya itu.

Teriakan bergemuruh dan Voldemort meletuskan satu kilatan terang yang memaksa semua orang untuk diam.

Dalam sesaat, kemuraman menghantui semua orang. River mengeratkan genggamannya pada Draco.

"Kalian semua akan kuberikan kesempatan untuk bergabung denganku! Karena Harry Pottersudah mati!" teriak Voldemort yang mendatangkan gelak tawa suka cita dari para pelahap maut pengikutnya.

River menoleh ke arah Draco. Mata kelabu Draco balas menatap ke arahnya. Mata itu terlihat lelah.

"Draco!" suara Narcissa Malfoy menggema di udara. Seluruh pandangan terarah kepada Draco.

River tersenyum kepadanya. "Pergilah! Kau harus pulang!" bisiknya sambil melepaskan tangan pemuda itu.

Draco masih mematung untuk beberapa saat. Matanya menatap lekat gadis itu.

River masih tersenyum kepadanya dan berbisik lirih, "aku mencintaimu, tapi aku tidak ingin memisahkanmu dengan keluargamu!"

"Draco!" teriak ayahnya.

Draco beralih menatap tatapan ibunya yang memohon. Draco mulai berjalan ke arah ibunya.

"Bagus sekali!" teriak Voldemort. "Keputusan yang bagus! Percintaan anak muda... sangat indah namun terlalu naif! Lagipula, kalian akan melupakannya."

Neville tiba-tiba maju dengan sedikit terseok-seok. "Bagus sekali!!" teriak Voldemort, "siapa namamu?"

"Neville Longbottom!" bisik Neville dan seluruh tawa pecah.

"Bagus sekali, walau aku tidak yakin akan menemukan tempat untukmu atau tidak!"

"Aku ingin mengatakan sesuatu," kata Neville lantang. Dan semua orang mulai memperhatikannya.

"Tidak masalah kalau Harry sudah pergi. Orang meninggal setiap hari-teman... keluarga. Ya, kami kehilangan Harry malam ini. Tapi dia masih bersama kita... di sini," Neville memegang dadanya, "begitu juga Fred, Remus, Tonks... semuanya. Jantung Harry berdetak kencang untuk kita! Untuk kita semua! Ini belum selesai!" teriak Neville sembari menarik keluar pedang Gryffindor dari dalam topi seleksi.

Harry yang mendengar kejadian itu cepat-cepat menggulingkan tubuhnya dan terjatuh ke tanah. Keadaan menjadi di luar kendali.

Draco tak tinggal diam. Dia mengambil tongkat Harry dan melemparkannya pada pemuda itu.

"POTTER!" teriaknya sembari melemparkan tongkat milik Harry yang dengan cepat ditangkap oleh Harry. Tak hanya itu, Harry melayangkan serangan api kepada Nagini yang langsung melonjak menghindari serangan itu.

Perasaan semangat kembali bergelora dalam jiwa para pejuang. Sementara para pelahap maut berusaha melarikan diri dan para pejuang jelas tak membiarkan itu. Serangan terjadi dimana-mana.

Voldemort berusaha mengejar Harry sementara Neville berhasil menebas Nagini dalam sekali tebasan.

Narcissa menarik tangan anaknya, "ayo kita pergi!" katanya.

Draco menoleh ke belakang selagi mengikuti ibunya, namun tiba-tiba dia berhenti.

"Draco apa yang kau lakukan?"

"Kali ini aku akan melakukan apa yang harus kulakukan, bu!" katanya tegas. Dia melepaskan tangannya dari Narcissa dan berlari menjauh.

"Draco!" teriak Narcissa.

"Dasar anak itu!" erang Lucius.

Tapi Narcissa mengabaikan perkataan Lucius dan mengikuti Draco kembali ke Hogwarts.

𓍊𓋼𓍊𓋼𓍊

Serangan demi serangan di lontarkan River untuk mempertahankan nyawanya. Satu serangan nyaris mengenai wajah River dan berhasil menggores pipi nya hingga berdarah.

"Kau akan mati!" geram pelahap maut yang berdiri di depannya itu.

Kilatan cahaya menyambar pelahap maut itu. River menoleh ke belakangnya dan melihat Draco yang tersenyum ke arahnya.

"Tidak hari ini!" kata pemuda itu.

Mereka saling bekerja sama. Suatu perpaduan yang gila sekaligus familiar (menurut Seamus sebagai saksi yang tak sengaja memperhatikan).

Beberapa pelahap maut tampaknya sangat serius menghadapi Draco karena merasa dia adalah pengkhianat dan menyerang Draco lebih keras. Tentu karena mereka jadi lebih dendam kepada pemuda berambut pirang platina itu.

Namun, tentu saja Draco dan River menangani semua dengan kerja sama tim yang baik. Bantuan juga datang dari Narcissa Malfoy yang berusaha melindungi anaknya dari kejauhan.

River dan Draco berdiri bersebelahan dengan dikelilingi para pelahap maut yang tumbang.

"Wow! Kerjasama kita ternyata bagus juga!" River mengangkat tangannya untuk mengajak Draco melakukan high five. Draco menyambut dengan baik ajakan high five gadis itu.

"Aku rasa kita memang sangat serasi dalam berbagai hal!"

River memeluk Draco dan menepuk-nepuk pundak pria itu bangga sementara Draco mengelus pundak gadis itu dengan penuh kehangatan.

Namun momen menyenangkan itu tidak bertahan lama. Saat River melepas pelukannya, dia dapat melihat seseorang mengarahkan serangan ke arah Draco. Semuanya terjadi begitu cepat. Serangan itu terjadi begitu cepat sampai River hanya bisa mendorong Draco hingga terjatuh dan menyebabkan serangan itu mengarah kepadanya.

River terpental ke arah tembok yang besar dengan sangat keras. Pengelihatannya memudar, pendengarannya menghilang, rasa sakit menjalari seluruh tubuhnya. Namun, samar-samar dia dapat melihat Draco menyerang pelahap maut yang menyerang River. Draco menyerangnya tanpa ampun sampai pelahap maut itu pingsan.

Draco berlari menghampiri River sembari berteriak-teriak meminta pertolongan.

"RIVER TETAP BERSAMAKU!" teriaknya.

River terbatuk dan mengeluarkan darah dari seluruh mulutnya.

"RIVER!" teriak Draco panik.

River berusaha meraih wajah Draco sesaat sebelum kehilangan kesadarannya.

Dia masih bisa mendengar suara Draco memanggil namanya sebelum akhirnya benar-benar kehilangan kesadarannya.

Astronomy TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang