Chapter 11

219 21 8
                                    



Gimana? Kaget?







..






Riku hanya duduk di pinggir kasur saat Tenn sibuk membereskan barang barangnya.

Kedua tangannya saling menggenggam didepan.

"Tenn-nii-"

"Sudah, ayo pergi," Tenn menariknya untuk pergi.

Riku meringis, genggaman tangan Tenn terlalu kuat.

"Tenn-nii, sakit!"

Tapi Tenn tidak mendengarkan.




.



Mereka berjalan melewati ruang tamu dengan tergesa-gesa, Riku sempat melihat ibunya sedang memalingkan wajah saat mereka melewatinya, dadanya sesak, tapi dia tidak bisa menghibur ibunya lagi.

"Apa yang kau lihat Riku? Jalan lebih cepat!" Tenn menariknya lebih kuat.

Diam diam nyonya Nanase melirik kepergian keduanya.

Dia menghela napas berat dan langsung menghubungi seseorang.

"Jemput aku sekarang! Lupakan menunggu anak tidak berguna itu setahun lagi! Aku sudah mengusirnya!"





.





.





Selama perjalanan menggunakan taksi Riku diam-diam melirik Tenn.

Tenn fokus pada ponselnya, tapi tangan kirinya menggenggam erat tangan Riku.

Riku sendiri tidak mengenggam balik, dia terlalu bingung dengan apa yang terjadi.

Sejujurnya dia masih tidak percaya Tenn adalah alpha.

Jika Tenn alpha... Kenapa dia bukan alpha juga?

Kenapa Riku terlahir sebagai omega?

Dia mengelus perutnya.

Andaikan dia alpha.... Anak ini tidak akan berada disini.

Dan ayahnya.... Tidak akan mencampakkannya.



"Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan Tenn membuat lamunannya buyar.

"Ti-tidak ada!" Riku menggeleng.

"Ngomong-ngomong ayo, sudah sampai," Tenn keluar lebih dulu diikuti Riku.

Setelah membayar dia langsung menarik kembali tangan adiknya.



.




Riku melihat lantai tujuan mereka.

Lantai 8

"Ughhh.... Kenapa tinggi?" Keluhnya.

Tenn mengusap lembut kepalanya,"agar kau tidak bisa lari dariku,"

Riku mundur sampai menabrak bagian belakang lift.

"Hah-"

"Bercanda!"

Tapi Riku merasa itu bukan candaan.




.



Jam 7 malam

"Tenn-nii, apa yang sebenarnya terjadi?" Riku memberanikan diri untuk bertanya.

Tenn menaruh buku di tangannya ke meja didepan mereka.

"Apa yang Riku ingin tanyakan?"

Riku menunduk, kedua tangannya mengepal di pangkuannya,"kenapa... Tenn-nii berbohong?"

Tenn mengerti.

"Ossan yang merencanakan ini... Jangan menatapku begitu!"

Alpha itu yakin omega didepannya pasti sedang memasang wajah sedih walaupun tidak terlihat.




"Jadi..... Kenapa Otou-san dan Okaa-san bercerai?"

Tenn bingung bagaimana harus menjawab ini.

"Aku tidak ingin membebani mu dengan banyak hal yang bisa membuatmu stress. Okaa-san mencari alpha lain, Ossan menceritakannya, itu saja,"

Melihat Riku yang hanya diam Tenn melirik kesamping.

"Lalu anak....itu?"

Riku mengusap perutnya.

"Biarkan saja ada disini.... 






.









.








1 minggu kemudian.



"Riku, apa kau baik-baik saja? Bagaimana kalau aku mengurangi jam kerja mu? Jadi kau tidak perlu pulang terlalu larut," Momo memberikan saran, mengingat ini sudah jam 10 malam, dan mereka masih harus membersihkan toko setelah menutupnya.

"Aku baik-baik saja Momo-san," Riku kembali melanjutkan pekerjaannya.

Momo menatap Sougo.

Sougo sendiri tersenyum pasrah.

"Sougo, bukankah kau bilang mau mengantarkan temanmu?" Momo mengingat sesuatu.

Sougo mengangguk,"dia berangkat tadi siang,"

"Ah! Kau izin padaku ya!"

Melihat Riku yang pergi ke belakang untuk bersih-bersih, Sougo mendekati Momo.

"Momo-san, sebenarnya Iori-kun menitipkan sesuatu untuk Riku-kun, tapi.... Aku tidak berani memberikannya," Sougo memberikan sebuah amplop pada Momo.

Mendengar nama itu Momo kesal sendiri,"bocah menyebalkan itu ya," ekspresi nya berubah suram.

"Momo-san tolong jangan marah, aku sudah menjelaskannya padamu kan?" Sougo panik.

Momo kembali tersenyum lebar,"aku juga tidak berhak ikut campur kau tahu? Jadi... Karena sudah di titipkan berikan saja ya,"

Sougo mengangguk,"baiklah,"

Momo memanggil Riku yang kebetulan kembali lagi.

"Riku! Kesini! Sougo ingin memberikan sesuatu padamu!"

Sougo berkeringat,"Momo-san!"

Riku memiringkan kepalanya,"ada apa Sougo-san?"

Sougo menarik napas dan mengambil amplop di tangan Momo lalu memberikannya pada Riku.

Riku mengambil lalu membukanya,"dari- oh"

Dia membacanya.

"Riku- begini aku-"

"Sougo-san hanya diminta mengantar, jadi tidak perlu menjelaskan apa-apa," Riku tersenyum manis.

Sougo mengangguk lega,"arigato,"

Momo menepuk tangannya.

"Terimakasih untuk kerja kerasnya! Ngomong-ngomong! Masih ada kue yang tidak terjual hari ini, bagaimana kalau kalian bawa pulang saja?"

Sougo menggeleng,"tidak perlu Momo-san,"

"Aku memaksa!!" Momo menarik keduanya ke dapur.













.











Hahhhhh.....





Huhhhh......









Sampai jumpa akhir bulan kalau aku tidak memiliki waktu untuk mengetik.











....

















Tapi pasti update sih.....













👍👍

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang