Chapter 72

129 13 3
                                    










Mungkin ada beberapa kata yang akan mengganggu.







Apakah ini akan termasuk gashlighting dan manipulating?












.....











"Riku-san, apakah justru kamu yang menduakan aku selama ini,"

Riku terbelalak, dia menggeleng dengan cepat.

"Tidak! Aku tidak pernah melakukannya!!"

Iori menghela napas, dia melonggarkan pelukannya,"benarkah? Tapi nampaknya kamu dan... Inumaru Touma tampak akrab sekali," dia menaruh kepalan tangannya dibawah dagu, tampak berpikir.

"Aku- itu- kami hanya teman!" Riku membela diri nya, wajahnya memucat dan berbicara dengan suara gemetar panik.

Iori memiringkan kepalanya sambil menatap tajam,"kau bereaksi berlebihan, aku curiga yang kukatakan bukan hanya dugaan,"

Riku gelagapan,"Iori! Dia hanya temanku! Aku- aku mengganggapnya sebagai teman! Tidak lebih!"

Dia berjalan mundur dari alpha nya, sementara Iori melangkah maju perlahan.

"Iori- kamu... Percaya kan-?"

Punggung Riku menyentuh dinding kamar, membuatnya terpojok. Iori menguncinya disana dengan satu lengan bersandar disamping kepala Riku dan satu tangannya memegang dagu omega nya.

"Aku percaya, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang kamu lakukan selama kita menjalani hubungan jarak jauh ini, entah mana yang harus kuyakini," diusapnya bibir tipis yang sering dicumbui dengan gerakan lembut.

"Tapi- pesan dari ponsel-"

"Riku, ada banyak omega yang mengirimkan pesan begitu padaku, tidak pernah aku tanggapi," dicengkeram nya rahang istri agar menatapnya.

Riku gemetar, suaminya benar-benar marah sekarang, dia menggigit bibirnya karena ketakutan.

Apa yang bisa dilakukan alpha ini sekarang padanya?

"Sa-" Riku bicara dengan pelan, memaksakan suara keluar dari tenggorokan nya.

"Sa-sayang..." Lelaki yang lebih tua menyentuh tangan pasangannya, mengusapnya dengan gerakan pelan yang lembut.

Iori menaikan alisnya, seringai tipis muncul dari senyuman,"ada apa? Tiba-tiba memanggilku dengan panggilan sayang? Hmnn?"

Dia mendekatkan wajahnya ke Riku, menciumi leher dan pipi istrinya.

"Ma-maaf,"

"Kenapa kamu meminta maaf? Aku yang harusnya minta maaf karena membuatmu khawatir dan berpikir terlalu banyak," Iori menyandarkan kepalanya di bahu Riku.

"Walaupun sangat sedih karena istriku tidak percaya padaku," dia mendesah panjang.

Riku memeluk bahu suaminya,"ma-maaf, aku tidak akan melakukannya lagi- Iori, sa-sayang,"

"Iya sayangku?" Lengan Iori melingkari pinggangnya, menarik Riku menempel lebih erat.

"Aku-"

"Sstt" jari telunjuk alpha itu ditekan pada bibirnya, memintanya diam tak bicara lagi.

"Jangan ada kata maaf lagi, sudah seharusnya kita saling percaya kan? Karena kepercayaan itu yang paling penting dalam suatu hubungan,"

Iori menatap mata omega nya dengan serius, Riku merasa tertusuk dengan tatapan itu.

"Izumi Riku, kau tidak lupa kan aku datang kesini untuk siapa?"

Riku mengangguk cepat, tentu dia tahu, Iori berkali-kali mengingatkan tentang janji nya, mana mungkin dia bisa lupa?

Iori tersenyum tipis,"baguslah, aku senang kamu ingat,"

Tangannya turun ke perut istrinya, membelai dengan lembut dan menyusup dibalik pakaian.

"Karena aku hampir terpikirkan untuk mengisi disini lagi kalau kamu ragu,"





With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang