Chapter 24

181 24 7
                                    









Mungkin.... Tindakan medis disini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya, karena saya hanya merangkum dari pengalaman beberapa ibu-ibu yang pernah bercerita kepada saya.



Aku akan memberikan sedikit peringatan bagi kalian yang mungkin akan terganggu dengan hal-hal berbau incest.

Kalian bisa men-skip cerita ini, karena hal itu akan berpengaruh pada alur cerita kedepannya.



Selamat membaca.













....






Momo mengusap kepala Riku yang terbaring di atas ranjang sambil mengatur napasnya dengan alat bantu, asma nya kambuh karena panik saat di perjalanan tadi.

Yuki menunggu disebelahnya, dokter sedang memeriksa keadaannya, apakah memungkinkan untuk persalinan normal atau tidak, walaupun alpha menduga Riku akan menjalani operasi.

"Bagaimana? Apakah bisa?" Momo bertanya.

"Orikasa-san mengatakan dia memiliki penyakit asma, dan juga tingkat kematian saat persalinan bagi omega laki-laki itu cukup tinggi, akan sangat beresiko mengambil cara normal,"

Momo menatap Yuki, suaminya bertanya lagi pada dokter.

"Kapan?"

"Secepatnya," setelah itu dia keluar untuk memeriksa pasien lain.

"Yuki, kita tunggu Tenn dulu ya," Momo memberikan saran

Yuki mengangguk, dia menyibak rambutnya kebelakang kepala sambil menghela napas.


"Yuki~" Momo memanggil.

"Hmn?"

"Yuki ganteng,"

"Aku tahu,"

Momo kembali mengusap rambut Riku,"tunggu sebentar lagi ya, tunggu sampai Tenn datang. Kami tidak bisa mengambil keputusan untuk mu," dia mencium dahi omega itu.

Riku mengangguk pelan.









....








Tidak berapa lama Tenn datang bersama Takamasa, Yuki langsung menjelaskan keadaan Riku pada mereka.

"Ossan, kau ingin cucu mu selamat kan?" Tenn bertanya.

Alpha tua itu tidak menjawab, dia memalingkan wajahnya,"lakukan sesukamu," setelah mengatakan itu dia meninggalkan mereka.

"Yuki-san, aku butuh waktu untuk bicara dengan Riku, berdua," Tenn meminta.

Yuki memberitahu Momo untuk keluar, menggantikan Momo, Tenn masuk keruangan.





....






Tenn menggenggam tangan Riku sambil menciumi dahinya, dia sudah tidak memakai alat bantu pernapasan lagi, dilepas untuk sementara karena napasnya sudah kembali normal.

Riku bisa mencium feromon Tenn dari jarak dekat, dia menyukainya. Baunya lembut, tidak menusuk seperti kebanyakan alpha.

"Tenn-nii.... Aku tidak ingin mati,"

Tenn menciumi wajah adiknya,"tidak akan, aku tidak akan membiarkanmu pergi Riku, kau pasti selamat, aku percaya kamu sanggup Riku," dia mengecupi bibir adik kandungnya beberapa kali.

"Aku akan melahirkan anak ini tanpa alpha, apakah aku sanggup?" Riku menatap Tenn.

Alpha itu mengusap pipi omega yang merupakan adik kembarnya,"aku alpha mu, aku menemani mu disini ya? Jangan katakan kau akan melahirkannya tanpa alpha, Tenn-nii alpha mu,"

Riku tertawa pelan,"aku sayang Tenn-nii,"

"Aku juga,"

Riku mengusap pipi Tenn,"jika... Aku tidak bertahan, bisakah Tenn-nii yang menggantikan aku merawatnya? Sampai ayah kandungnya pulang,"

"Jangan katakan itu!" Tenn membentak.

"Kau.... Pasti selamat!" Dia berkata dengan penuh keyakinan, walaupun ada keraguan di hatinya.


'Jangan tinggalkan aku secepat ini Riku... Aku tidak bisa kehilanganmu'

Dalam hati dia berdoa untuk keselamatan adik dan keponakannya.






....













Momo menatap ruang operasi yang masih tertutup, dia kembali bersandar pada Yuki.

"Akhirnya... Riku menjalani operasi Caesar 2 hari kemudian ya. Aku mengharapkan yang terbaik untuknya, semoga operasinya berjalan lancar," gumam Momo, dia memeluk putrinya yang tertidur di pangkuannya.

Yuki mengusap lembut kepala Momo, tidak mengatakan apa-apa.

Sementara Tenn duduk tidak jauh dari mereka, Takamasa sendiri pergi entah kemana.













....








Wahahahaha!! Halo!!

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang