Chapter 58

127 16 8
                                    

.....

"Apa maksudmu Ossan?!" Tenn menunjuk-nunjuk kertas yang diberikan Takamasa padanya.

"Formulir pendaftaran yang harus diisi,"

"Dengan siapa?!"

"Isumi Haruka,"

Tenn meradang,"kau sudah berjanji hanya berkencan dengannya! Aku tidak setuju jika melanjutkan untuk menikah!!"

"Kembalikan,"

"Huh?!"

Takamasa menopang dagu,"kalau kau tidak mau menikah tidak masalah, tapi kembalikan uang yang sudah aku berikan pada adikmu selama ini,"

Tenn memucat,"apa-"

"30 juta Yen, itu semua yang aku keluarkan untuk Riku, kuberikan 2 bulan untuk menggantinya, kalau tidak bisa dua bulan lagi kau akan menikah dengan Isumi Haruka," setelah itu dia berdiri dan keluar dari apartemen anak sulungnya.

Setelah ayahnya benar-benar pergi Tenn meraung.

"AAAAAAAARRRRRRHHHHHHHH!!!"

Dia membalik meja didepannya, beruntung tidak ada apa-apa selain amplop coklat yang diberikan Takamasa.

"SIALAN!! ORANG TUA SIALAAANNN!!!"



.....







Riku tertawa lepas melihat Iori yang ditempeli Akihiro, putranya tidak mau lepas dari gendongan Chichi nya.

"Ahahhahah! Hiro-kun, kau bisa sangat manja dengan Chichi mu!"

Iori tersenyum miris, sejujurnya tangannya pegal karena Akihiro tidak mau turun dan terus memeluk lehernya, dan dia juga sering bergerak sehingga beberapa kali Iori hampir menjatuhkannya.

Alpha itu mengutuk dirinya sendiri karena mengiyakan anaknya untuk keluar berjalan-jalan sebentar.

"Riku-san, jam berapa sekarang?"

Riku melihat jam tangannya,"jam 9 malam, waktunya pulang?"

Iori mengusap kepala Akihiro,"bagaimana? Pulang?"

Melihat anaknya cemberut Iori tertawa kecil,"ini musim gugur, Haha mu tidak boleh terlalu lama dibawah udara dingin,"

Mendengar itu Akihiro mengangguk,"ya,"

Setelah beberapa bujukan akhirnya anak lelaki itu mau berjalan sendiri sambil digandeng Riku.

.....








Setelah menggantikan baju anaknya Riku kembali ke kamarnya, meninggalkan mereka berdua dengan ucapan selamat malam. Walaupun dia ingin tidur bertiga tapi Iori memintanya tidur sendiri dengan alasan ingin berbicara dulu pada putranya. Riku sendiri bukan orang yang peka, jadi dia mengiyakan tanpa banyak tanya.

Tepat setelah Riku menutup pintu Akihiro melempar Chichi nya dengan bantal. Iori sempat menangkapnya, dia tidak tertawa atau menanggapinya dengan lucu.

"Apa yang mau kau bicarakan?"  Dia duduk di lantai, menatap Akihiro yang cemberut di atas kasur.

"Kenapa Chichi baru pulang?"





....

😊

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang