.....
"Riku-san bekerja?" Iori bertanya kepada Riku, dijawab dengan gelengan.
"Tenn-nii melarangku bekerja, dia bilang cukup dirumah saja dan jangan khawatirkan masalah uang, jadi... Aku hanya dirumah sepanjang hari menunggu Otou-san mengantarkan Hiro-kun,"
Melihat omeganya sedih membuatnya tidak nyaman.
"Aku akan meminta pada Kujo-san untuk memberikan kembali hak asuh padamu, kita bisa kembali sebagai keluarga," Iori menciumi leher Riku membuatnya kegelian.
Riku mengerang pelan.
"Uhh!! Iori! Apa rut mu sudah dekat? Kenapa kamu suka sekali mengendus leherku?!" Dia mendorong alphanya menjauh.
"Maaf, sepertinya besok atau lusa,"
Iori menyeringai.
Dia berbisik.
"Bagaimana kalau kita memberikan kejutan pada Aki dengan memberikannya adik?"
Riku merinding.
"Ha..."
Wajahnya memerah,"AHHH!! TIDAK!! TIDAK!!"
"Riku-san jangan terlalu banyak bergerak!!" Iori menahan Riku yang memberontak dari pangkuannya, mencegah agar omeganya tidak terjatuh kebelakang.
"Ha-habisnya... Anak satu saja tidak pernah kau temui! Tidak pernah kau asuh sama sekali! Mau menambah anak?! Dimana otakmu?!" Riku menjambak rambut alphanya.
"Riku-san! Itu sakit!!"
Tapi Iori tidak melepaskan jambakan Riku.
....
Riku memeluk leher Iori, memperdalam ciuman mereka. Walaupun tubuh keduanya sudah basah dibawah guyuran shower tanpa sehelai kain pun, dia tidak merasakan dinginnya air.
"Hmnhh!! Alpha!" Dia memanggil kekasihnya, menikmati setiap sentuhan yang diberikan.
"Kalau kau ingin sesuatu jangan hanya memanggilku Riku-san," Iori kembali menggigit tanda yang baru dia buat kemarin.
"Ahh! Jangan! Pengaman! Aku tidak punya!!!" Riku memeluk punggung Iori untuk mengingatkan.
Iori mendengus, rupanya itu yang dikhawatirkan, dia menyibak poninya yang turun menutupi matanya, memberikan senyum tipis pada Riku yang berpegangan pada bahunya.
"Aku sudah mempersiapkannya sejak aku mengemasi barang-barang ku dari Skotlandia,"
"A... wahh!!"
Mereka melepas rindu setelah bertahun-tahun.
......
Riku memeluk pinggang Iori, menenggelamkan kepalanya pada dada kekasihnya juga menjadikan lengannya sebagai bantal.
Bagian bawahnya terasa sakit, alphanya benar-benar melepaskan semua yang dia tahan selama ini, bercak ungu juga terlihat jelas di sekujur tubuhnya.
Sementara Iori masih meminta lebih Riku sudah merasa lelah.
Alphanya mengiyakan, dia tidak memaksa, akhirnya dia membawa Riku untuk beristirahat di kamarnya.
Iori melihat jam.
19.20
'Astaga.... bukankah tadi aku datang jam 11 pagi?! Berapa jam kami melakukannya-' diam-diam dia merasa bersalah pada omeganya.
Dia menyelipkan rambut Riku yang masih agak basah ke belakang telinga, memberikan gambaran lebih jelas.
Iori merasa semakin dia melihat Riku semakin menarik saja omeganya, memperhatikan bagaimana canggungnya saat berdua dan setiap perhatian yang dia berikan membuatnya semakin ingin memilikinya untuk diri sendiri.
Selama berbalas pesan, beberapa kali dia hampir luluh karena Riku merajuk padanya, walaupun dia tetap tegas tidak akan kembali.
Sedikit penyesalan memang dirasakannya, tapi dia ingin menamatkan pendidikannya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik demi keduanya.
"Untuk sekarang semuanya sudah baik-baik saja, jangan mengkhawatirkan hal kecil, aku disini," Iori mengecup dahinya.
Riku mengangguk pelan.
"Jadi, jadilah istri yang baik dan dengarkan suami mu ini,"
"Aku akan melakukannya,"
......
"Karena seharusnya kitalah yang memegang kendali, bukankah begitu diriku?"
........
HUAAAHHHH!! TUGAAASSSS!!! AKU LELAHH DENGAN TUGAAASSSS!!!!
GOMENASAI!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Fanfiction"Maaf, aku tidak mungkin melakukannya! kalau kau mencari orang lain untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan kotormu sendiri jangan padaku! Minggir!" "Tapi...." . SLAPP "AKU TIDAK MELAHIRKANMU UNTUK MENJADI PELACUR!!" "OKAA-SAN KETERLALUAN!!"...