Halo halo halo~~
....
....
Riku tahu tidak seharusnya dia membuka mulut tentang rumah tangganya, tapi terkadang menahan kata-kata terasa lebih sulit daripada menahannya.
Membicarakan suaminya dengan lancar didepan tetangga dan teman memang bukan penyelesaian masalahnya, tapi Riku berpikir dia bisa mendapatkan beberapa tanggapan untuk kekhawatiran nya selama beberapa hari ini.
Momo dan Tsumugi mendengarkan tanpa menyela, membiarkannya mengalirkan kata tanpa hambatan.
Ruang tamu saat itu hanya diisi dengan suara omega berambut merah itu.
.....
"Aku- aku tidak tahu harus bagaimana... Harusnya aku tidak menikahinya saat itu- apa keputusan ku salah? Aku tidak mendengarkan ayah dan kakak ku, mereka sudah memperingati tapi aku tidak mengindahkan, Momo-san, Tsumugi-san, aku harus apa?"
Ekspresi nya sudah menahan tangis, sorot matanya benar-benar berbeda dari dirinya yang biasa, Momo seperti melihat kembali tahun pertama Riku saat mengetahui dirinya hamil dan sampai anaknya berusia beberapa bulan.
"Aku.... Apa aku harus bercerai dengan nya?"
"Riku-san tenang dulu!" Tsumugi berpindah ke sebelahnya, mengusap punggung omega itu dengan lembut.
"Jangan membuat keputusan saat kau begini, kamu bisa bicarakan dulu dengannya," dia memberikan sedikit solusi untuk tetangga nya itu.
Riku menarik napas panjang,"baik akan kucoba,"
........
Iori melihat gelagat aneh pasangannya hari ini.
Setelah dia pulang Riku tidak mendekatinya sama sekali, padahal biasanya omega itu selalu banyak bicara dan bertanya hal-hal yang tidak penting.
"Apa dia sedang sakit?" Alpha itu bergumam pelan memikirkan tingkah aneh Riku.
"Iori, kamu makan sendiri ya," Riku berbicara dari arah dapur, Iori menjawab dengan gumaman.
Tidak lama setelah membereskan dapur Riku pergi dari sana menuju kamar mereka.
Dan Iori merasa kesepian di meja makan.
.......
Setelah menyelesaikan makan malamnya Iori mendatangi Riku yang sedang duduk di jendela kamar.
Untuk sesaat Iori merasa detak jantungnya berhenti sejenak.
"Riku! Turun dari sana!" Dia menarik tangan omega nya untuk turun dari jendela.
Omega itu malah memeluknya erat, mengusap pipi alphanya sambil bersandar di bahu.
Memandangi suaminya dengan tatapan aneh, antara kekecewaan dan kasih, sulit menentukan mana yang lebih besar.
"Ada apa sayang?" Iori mengambil tangan Riku yang berada di pipinya, menciumi telapak tangan itu dengan sangat lembut, menjelajahi setiap bagian kulit yang terasa lembut dan hangat itu.
"Aku mencintaimu," Riku memejamkan matanya saat mengucapkan itu, perhatian Iori beralih untuk mengecupi pipinya.
"Aku juga mencintaimu," kedua tangannya kini memeluk pinggang Riku, menenggelamkan napasnya di ceruk leher lelaki yang lebih tua darinya, menghirup feromon manis yang menguar dari sana.
Tidak lama dia mulai menggigiti, menambahkan warna baru pada kulit putih itu.
Riku segera mendorong kepalanya menjauh, membuat alpha itu kebingungan karena tidak biasanya omega nya menolak.
"Aku ingin bicara padamu,"
Raut wajahnya berubah serius.
"Bicara apa sayang?"
"Aku ini yang pertama atau yang kedua bagimu?"
........
Hai-
Aahhaahhahah- maafkan saya.
Saya tidak meng update ini dalam beberapa bulan terakhir, saya tidak tahu mengapa sulit sekali mengetikkan kata.
Berusaha mencicil per hari.
Saya menyelesaikan ini karena isi kepala yang terlalu penuh, beberapa masalah terjadi dan saya memutuskan untuk memasukkan nya sedikit dalam cerita.
Masalah keluarga terutama hahahahah.
Aku suka membuat cerita dan menggambar, ah tapi sayang tidak terlalu di dukung.
Yah lupakan, terlalu banyak masalah pribadi bukan hal bagus.
Sampai jumpa, aku akan segera meng update kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) You
Fanfiction"Maaf, aku tidak mungkin melakukannya! kalau kau mencari orang lain untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan kotormu sendiri jangan padaku! Minggir!" "Tapi...." . SLAPP "AKU TIDAK MELAHIRKANMU UNTUK MENJADI PELACUR!!" "OKAA-SAN KETERLALUAN!!"...