Chapter 22

180 24 0
                                    











....












....










"Astaga! Riku jangan!" Momo menahan tangan Riku yang hampir memasukan pil obat ke mulutnya.

Riku menepis tangan Momo, tapi sebelum Riku sempat menenggak obat itu sang beta langsung menepisnya juga sampai tablet obat itu terbuang.

Momo mengambil bungkus obat di meja dekat mereka.






Obat penggugur.



Dia ingin memarahi Riku, tapi langsung terdiam begitu melihat raut wajahnya.



Dia terlihat putus asa.






"4 bulan.... Sudah 4 bulan Tenn-nii tidak pulang setelah menitipkanku pada Momo-san. Apa Tenn-nii juga membuangku seperti Okaa-san dan Otou-san?"



Riku terisak.



Momo memberikan isyarat pada putrinya yang mengintip dari pintu ruang tengah untuk pergi.


"Riku, jangan berka-"

"Kenyataannya memang begitu kan Momo-san?! Okaa-san membuangku! Otou-san juga tidak mau menerima ku! Bahkan.... Tenn-nii.... Tenn-nii juga meninggalkan ku! ANAK INI HANYA KESIALAN UNTUKKU! AKU MEMBENCINYA! AKU BENCI!" Dia memukuli perutnya.

Yuki yang baru datang langsung menahan kedua tangan Riku agar tidak memukuli perutnya lagi.

"Riku-kun! Jangan sakiti dia!"

Omega yang dipegangnya menggeleng kuat, dia memberontak.

"Anak ini kesialan! Dia yang lebih dulu menyakitiku karena keberadaannya! Aku sakit karena dia! Ayah sialannya juga meninggalkan ku keluar negeri! Aku sendirian! Aku.... Aku.... Aku tidak punya siapa-siapa lagi Yuki-san... Momo-san...."

Yuki menangkap Riku sebelum dia menyentuh lantai, mengusap kepalanya dengan lembut sambil mengeluarkan feromon alpha nya untuk menenangkan Riku.



Momo berlutut didepannya, dia mengambil tangan Riku sambil mengusap-usap.

"Aku dan Yuki sudah menganggapmu seperti anak kami. Kau tidak sendirian lagi,"

Dia juga memeluk Riku seperti Yuki.



"Jangan menangis, kami selalu menerimamu," Yuki mengusap kepala Momo dan Riku yang berada di pelukannya.



Isakan Riku semakin kuat, dia menenggelamkan diri dipekukan sepasang suami istri alpha beta itu.




Dia mengusap perutnya yang tidak terlalu besar.

"Maafkan... Maafkan Haha...."













...











"Izumi-kun! Selamat pagi!"




Iori menoleh kebelakang, seorang gadis berkepang mendekatinya.

"Ishida-san?"

"Apa tidurmu nyenyak semalam? Bagaimana harimu kemarin?" Gadis yang berjalan disamping Iori bernama Ishida Hanako.


"Kau bertanya seperti kau adalah ibuku," dia menepis tangan Hanako yang mencoba memeluk lengannya.

"Ahahaha! Aku selalu perhatian pada semua orang!" Dia berbicara terus menerus, mencoba mengajak alpha itu mengobrol.







Tapi Iori tidak menanggapi.




"Aku duluan," dia mempercepat langkah meninggalkan gadis beta itu.

Hanako memekik kesal.












...









....










Hmnn.... Sebentar lagi akan memasuki akhir part 1




Hahahaha, part 2 akan memiliki alur yang lebih cepat.

Apakah aku harus memisahkan book untuk part 2 nanti dengan membuat book baru?

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang