Chapter 27

191 22 4
                                    









....





Riku mengusap kepala anaknya yang berada dipelukan Tenn, dia ingin menggendong anaknya tapi karena jahitan di perutnya masih sangat baru dia tidak bisa melakukannya.

"Dia sangat mirip dengan ayahnya ya Tenn-nii,"

Wajah Tenn kembali suram,"aku masih lebih terima dia mirip dengan Ossan itu Riku,"

"Jangan seperti itu Tenn-nii, Otou-san yang menemaniku selama persalinan loh,"

Mendengar itu tentu saja membuat Tenn terkejut.

"Tidak mungkin! Orang tua itu- menemanimu?! Jangan bercanda Riku!" Tanpa sadar suaranya membuat Akihiro bangun.

Beruntung anak itu tidak menangis.

"Aku sungguh-sungguh! Dia masuk ditengah operasi! Aaa- ahh! Aduhh" Riku meringis mengarahkan tangan ke bagian perutnya.

"Jangan bergerak! Lukamu masih sangat baru!"

Riku mengangguk pelan.

"Maaf,"

Alpha itu mengusap rambut adiknya, kulitnya terasa agak panas.

"Kau demam? Apa... Tidak apa-apa?" Tenn bertanya.

"Jika dalam beberapa hari sampai aku diperbolehkan pulang tidak turun mereka akan memeriksaku lagi,"

Dia memperhatikan omega yang terbaring sambil mengusap anaknya.

Pikiran Tenn kembali ke waktu dimana Riku sering menghabiskan waktu dirumah sakit sejak dulu.

Penyakitnya yang sering kambuh membuatnya kehilangan banyak waktu masa kecil.


Tubuh ringkih itu berhasil bertahan tanpanya, Tenn ditarik keluar oleh Yuki, Momo juga tidak sanggup jika untuk masuk dan melihat. Tidak ada yang menemani Riku didalam sana saat dia berjuang untuk satu nyawa.




Tapi Tenn tidak menyangka Takamasa akan masuk untuk menemaninya.

Ayahnya.... Yang dia pikir tidak memperdulikan adiknya sampai-sampai meninggalkan Riku dengan wanita tua itu.



'Haruskah aku berhenti mengejar adikku?'





'apakah aku pantas untuknya?'












....










Riku memandangi Tenn yang sedang melamun, tidak ada satu senyum pun di wajah omega itu.

Karena.... Dia sendiri tidak ingin Akihiro ada.







'Bisakah aku merawatnya?'




'Apakah Iori akan datang untuk kami?'




Beberapa jam yang dia lalui kembali teringat.


Saat dimana kematian sangat dekat dengannya.













...







"Apakah.... Ini yang dirasakan Okaa-san?"

"Sakit.."





Kelahiran normal tidak mungkin dia lakukan, anaknya masih belum keluar.

"Padahal Haha sudah sesakit ini, tapi kenapa kamu masih betah berada disana?" Tangan pucat mengusap perutnya.

"Kalau begini kita bisa mati bersama loh,"

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang