chapter 73

98 6 0
                                    










.....








Haruka menatap layar ponselnya, wajahnya semakin ditekuk melihat lelaki-yang sekarang calon suaminya- sibuk sendiri dengan katalog di tangannya, mendengus kesal lalu melemparkan katalog di tangannya sendiri ke lelaki itu.

Lemparan itu ditangkis menggunakan lengan,"apa sih?!" Wajahnya langsung berubah kesal menatap omega didepannya.

"Kau saja yang pilih!" Alisnya tertekuk dan Haruka kembali memainkan ponselnya.

Tenn menarik napas untuk mengendalikan emosi, menghadapi omega ini tidaklah mudah. Apalagi dia- sumbu pendek, sangat pendek.

Kembali menarik napas melihat lelaki disampingnya malah sangat cuek, fokus pada layar, kesabarannya sangat diuji sekarang.

TENN BENAR-BENAR INGIN MEMAKI AYAHNYA!! BAGAIMANA BISA DIA MENJODOHKAN ANAKNYA DENGAN OMEGA SEPERTI INI?!!!

Oh, tentu karena dia sudah lelah dengan anak sulungnya ini. Ga ada pacar, ga ada gebetan, ga ada omega atau beta yang pernah dikencani selain dari hasil saran sang ayah.

Kujo Tenn adalah jomblo sejati.

Dan Haruka- ah sudahlah, Takamasa sendiri tidak mau menjelaskan bagaimana dia bisa mengenal anak ini.

Matanya kembali fokus pada katalog di tangannya, memikirkan pakaian apa yang cocok untuk mereka, ia tidak ingin bertanya pada pasangannya, karena pasti tidak akan dijawab. Jadi lebih baik memang pilih sendiri.

Sudah Tenn duga sendiri itu lebih baik.

Jomblo is free.

Itulah prinsip nya.



Emang brocon.







...










...








"JANGAN BERGERAK TERLALU BANYAK KALAU SEMPIT! KAU BISA MEROBEKNYA!!"

Baiklah, kesabarannya sudah habis.

"Kalau tidak muat jangan dipaksa!!"

Tenn menarik telinga omega itu dan menyeretnya ke ruang ganti. Haruka merintih dan terpaksa mengikuti agar telinganya tetap utuh.

"KUJO TENN! LEPASIN WOY!! SAKIT!!!"

"DIAM! BOCAH NYEBELIN KAU!!"

"KATA-KATAMU SEAKAN KAU TUA BANGKA! IYA! SAMA MACAM AYAH- AADUHH!!"

Dia merintih lagi saat telinganya ditarik lebih kuat.

Sementara pegawai yang membantu hanya bisa diam, rasanya seperti melihat pertengkaran rumah tangga- padahal mereka belum menikah.

"Pengen resign," keluhnya

"Tapi aku butuh gaji," mengingat kembali tanggungan hidupnya, ga jadi lah dan hanya akan menjadi angan-angan saja.



Pensiun dini terdengar menarik, apalagi menghadapi customer diluar nalar macam mereka berdua.

Rasa ingin mengusir tapi nanti dirinya yang nganggur, sabarin aja.

Hidup emang penuh ujian.

"Tapi ujiannya setiap hari ya menguras kesabaran,"









.......



















Euuhhh..... Hai?



Hehehehe~

/Kabur









With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang