Chapter 14

232 26 7
                                    









...








..








"Ughh... Uhhuk! Hahh ... Hah...."

Tenn terus membujuk Riku untuk memakai inhaler nya, tapi adiknya selalu menolak. Dia bahkan menepis tangan Tenn.

"Tidak! Uhukk! Uhukk! Hah...."

"Gunakan agar napasmu kembali normal Riku," Tenn kembali membujuknya.

Riku menggeleng,"uhuk! Hahh- bukannya- bukannya Tenn-nii senang uuhh-hahh melihatku begini? Huhhh... Huhh..."

Tenn menggeleng,"tentu saja tidak!"

Omega itu menunjuk tanda kemerahan di bagian atas tubuhnya.

"Lalu... Kenapa Tenn-nii melakukan ini? Uhuk! Kau tidak mendengarkan aku.... Hahh... Maka-uhuh, Aku juga tidak akan mendengarkan Tenn-nii,"

Tenn terbelalak,"Riku, tolong pakai ya," dia kembali membujuk.

Riku menggeleng,"tidak... Pergi... Tolong," dia mendorong Tenn menjauh.

"Tapi-"

"Tenn-nii... Tolong tinggalkan aku sebentar," Riku mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuhnya.

Tenn mengalah, dia memakai kembali pakaiannya dan keluar dari sana.







....





...






..




"KAU MELAKUKAN APA?!"

"Mido-san!"

Beta cantik itu menahan tangan Torao yang hampir melayang ke wajah Sumire.

Torao ingin sekali menepis tangan Minami, tapi dia menahan diri dan akhirnya menurunkannya. Minami sendiri tidak melepaskan genggamannya di pergelangan tangan alpha itu.

"Hanamaki Sumire.... Kau lebih murahan dari yang aku kira," dia menatap omega yang terduduk di lantai itu dengan tajam, bekas kemerahan tercetak di pipinya, karena sebelumnya Minami sudah menamparnya lebih dulu saat Sumire meminta pertanggungjawaban Torao atas anak diperutnya.

Dan di pipi Torao juga terdapat bekas merah cap tangan Minami.

Sumire menangis,"aku benci! Aku benci! Kenapa kau sangat akrab dengan omega murahan itu?!"

Torao menunjuk-nunjuk wajahnya,"kau yang murahan! Cemburu tanpa alasan bahkan mengejar pria lain saat aku tidak bersamamu!"

"Tapi kau langsung menggoda omega lain sebelum seminggu kita putus! Dan dia bahkan tidak lebih baik dariku! Keluarganya saja tidak jelas!"

Minami menatap tajam,"Hanamaki-san, jaga kata-katamu! Mido-san menggoda orang lain setelah putus darimu itu sudah bukan urusanmu! Kau tidak punya hak mengaturnya!"

Sumire mendelik,"aku tidak terima!"

Torao menekuk alis,"dia hanya kenalanku! Tidak ada hubungannya! Apa maumu sebenarnya jalang?!"

Sumire memeluk perutnya,"ini anakmu! 3 bulan lalu hanya kau yang tidur denganku! Kenapa kau tidak mau bertanggung jawab?!"

Torao hampir terbawa emosi menamparnya lagi, tapi Minami lebih dulu mencubit lengan nya untuk menghentikan.

"Biar aku saja Mido-san,"



Minami menarik Sumire untuk berdiri, dia mengusap perut Sumire dengan lembut.

"Ini anak Mido-san?" Tanya nya dengan suara pelan.

Sumire mengangguk,"iya! Tentu saja!"

Minami menatap tajam,"kau yakin?" Tangannya mencengkram perut sedikit kuat.

Sumire mengerenyit,"tentu saja," dia meringis saat merasakan kuku minami mulai menusuk.

Minami mendorongnya ke dinding ruang tamu Torao dan menahannya disana, satu tangan berada di samping kepala Sumire menatap ke wanita yang lebih pendek.

"Kalau Hanamaki-san se yakin itu.... Bagaimana jika aku meminta tes kecocokan DNA pada anak ini?" Senyum tipis muncul di bibirnya.

Sumire berkeringat.

"Kenapa- kenapa kau tidak yakin?! Untuk apa?! Sudah pasti ini anak Torao-kun!" Dia balas menatap.

Minami menoleh berbalik menatap Torao.

"Mido-san? Bagaimana?"

Torao tersadar dari lamunannya,"ah! Aku setuju! Kita lakukan bulan depan?"

Minami mengangguk, dia berbalik menatap omega wanita itu.

"Jangan coba-coba kabur Hanamaki-san, datang kembali bulan depan untuk mengetes anak ini ya," Minami kembali mengusap perut yang sudah agak buncit itu.

Sumire sendiri panik, tapi dia langsung ditarik keluar oleh Minami.




...





..






"Mido-san-"

"Aku tahu Minami! Aku tahu! Nanase.... Astaga! Kenapa jadi serumit ini?!" Torao mengacak-acak rambutnya.

"Bagaimana aku mengatakan ini pada Touma?!" Dia duduk di sofa sambil memeluk kepalanya.

Minami merasa prihatin, dia duduk disebelah Torao sambil mengusap punggung alpha itu.









"Kita temui Nanase-san untuk meminta maaf dulu ya, lalu setelah itu kita bisa bicarakan baik-baik," Minami mencoba menenangkan.





...





.






Vote please








..







...






Disini aku tidak akan mendeskripsikan tentang bagaimana Riku saat hamil, karena....



Apa kalian tahu Denial pregnancy?









....







Itu adalah keadaan saat sang ibu tidak tahu/tidak mau tahu kalau dia sedang hamil, terkadang dia tidak tahu dirinya hamil sampai saatnya melahirkan.

Dalam beberapa orang, tidak ingin mengingat dirinya hamil karena anak itu tidak dia inginkan.

Janin juga tidak terlalu banyak bergerak, sehingga sang ibu tidak akan sadar kalau dia sedang mengandung.

Baby bump nya juga tidak akan terlihat karena dia sendiri sebenarnya tidak menerima anaknya.





....





Beberapa kali aku mungkin menuliskan Riku mengatakan "aku tidak ingin jadi pembunuh,"

Dalam hal ini, dimaksudkan bahwa Riku sendiri tidak ingin membunuh janin di perutnya, tapi dia tidak menerima anak ini.

Dua hal yang bertentangan ini membuatnya semakin tidak ingin mengingat kalau dirinya hamil.

Jadi beberapa gejala umum trimester pertama seperti morning sickness, mual, sensitif dan lain lain tidak akan terjadi.

Dengan kata lain...










Riku terpaksa mengandung anak ini dan membiarkannya lahir, dia tidak sanggup membunuh tapi juga tidak mau memiliki anak.

Dia melahirkan anaknya karena keterpaksaan.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang