Chapter 34

166 21 42
                                    








....






"OKAA-SAN KU SUDAH MATI!!"

Tenn menghampiri Riku, berjaga-jaga jika dia menyerang wanita didepannya.

Karena 2 hari lalu Torao mendapatkan cekikan dilehernya karena mengungkit-ungkit masalah Sumire.

Beruntung Touma ada disana untuk menghentikannya sebelum Torao kehabisan napas.

"Jangan pernah mengaku... Kau bukan dia!!" Dia menunjuk-nunjuk.

Tenn mengusap kepalanya,"Riku, tenang dulu ya," bisiknya pelan.



Mitsuki tercengang saat Riku mengangguk dan kembali tenang, Tenn menenangkannya semudah itu, apakah sebenarnya Riku tidak butuh perawatan disini?!

Riku kembali bertanya,"maaf, tapi.... Bagaimana kabar Iori?"

Mitsuki membeku, sial! Dia keceplosan membela Iori!

Keringat dingin mengucur dari dahinya.

Dan sekarang-







Mitsuki harus bagaimana?!?!






Nyonya Izumi bingung,"kau kenal anak keduaku?"

Tenn mengerenyitkan dahi.

'Huh? Apa ini?' diam-diam dia tersenyum miring.

Riku memiringkan kepala,"huh? Tentu saja-"

"Tentu saja karena aku yang bercerita padanya!" Mitsuki menyela karena panik membuat Tenn melirik, Riku sendiri tidak menyadari kata-kata Mitsuki.

Ibunya memberikan tanda padanya untuk diam.

"Ah! Iori baik-baik saja, dia rajin memberikan kabar pada kami,"

"Syukurlah... Aku belum memberitahunya tentang anaknya," Riku menarik ujung baju Tenn, membuat kakaknya bingung.

"Kau butuh sesuatu?"

Riku tersenyum manis sambil menggeleng,"tidak, hanya iseng,"

Nyonya Izumi memasang pose berpikir,"begitu ya, siapa nama anakmu?" Dia memastikan.

"Akihiro, tapi.... Dia tidak disini," wajah sedihnya terlihat lucu Dimata wanita omega itu.

"Ahh, tidak apa-apa, aku bisa menemuinya nanti," dia berusaha menghibur.

Lagipula Mitsuki sudah memberitahu kenapa Akihiro dijauhkan dari Riku.



"Obaa-san, apa Iori akan senang kalau dia tahu anaknya sudah lahir?" Riku menarik ujung bajunya.

"Tentu saja,"



"Apa kau tidak marah padanya? Kau tidak akan mengusirnya dari rumah kan? Apa- apa kau- kau- uhh-" Riku memegangi dadanya.

"Riku, tenang dulu ya," Tenn berlutut didepannya.

"Jangan bebankan dirimu dengan berbagai pikiran buruk, hey! Dengarkan Tenn-nii!"

"Tenn-nii.. uhhhh- huuhh" Riku berusaha mengendalikan diri.

Tenn langsung memakaikan inhaler padanya, tentu hal itu membuat wanita disampingnya terkejut.

"Jangan sampai kambuh, tenangkan diri, bernapas lah dengan teratur," dia memberikan instruksi, omega itu mengikutinya dengan baik.







Setelah merasa Riku lebih tenang, Nyonya Izumi menjawab semua pertanyaannya.

"Tentu saja aku marah padanya, tapi dia tidak disini untuk kumarahi, dan aku tidak akan mengusirnya dari rumah, dia anakku, aku tidak melakukan hal sekejam itu, siapa yang tahu dia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk kalau aku mengusirnya?"


Melihat Riku yang hampir menangis membuatnya kasihan, dari pertanyaan Riku dia bisa menebak kalau keluarganya menolak dia dan anaknya.

Nyonya Izumi menatap Tenn,"kau merawatnya selama ini?"

Alpha itu mengangguk.

"Terima kasih.




Tapi sekarang bisakah kau titipkan dia pada kami?" Dia mengambil tangan Tenn.

"Aku dan suamiku akan menjaganya, bagaimanapun ini kesalahan putra bungsuku,"

Tenn bisa merasakan genggaman tangan wanita itu cukup kuat, walaupun dia bisa melihat ketulusan di mata cerah itu, tapi Tenn tetap tidak bisa meninggalkan Riku bersama orang asing.





"Maaf, aku tidak bisa, aku tidak bisa melepaskan Riku pada orang asing!" Tenn melepaskan tangan omega wanita itu.

Mitsuki hampir terbawa emosi ketika dia mendengarnya, tapi Tenn juga tidak terlalu mengenal keluarganya, jadi dia tidak bisa melampiaskannya.

Beta itu kembali duduk ditempatnya, memperhatikan ketiga orang didepan.










.....









Diperjalanan pulang Mitsuki tidak berani bicara, sampai turun dari taksi pun dia tidak berani menatapnya.

Dia takut ibunya marah karena sudah berbohong, dan memang Nyonya Izumi sudah marah sejak tadi.





Dan hasil pembicaraan tadi....







Semua biaya hidup Riku dan anaknya tetap ditanggung oleh Tenn, karena alpha itu sepertinya sangat terikat dengan adik kembarnya.

Nyonya Izumi pasrah, tapi dia dan suaminya akan tetap mengirimkan pada Riku sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatan Iori.

Walaupun Riku takut Tuan Izumi tidak akan menerimanya, tapi omega yang lebih tua meyakinkannya, walaupun Tenn tidak membiarkan mereka mengasuh Akihiro, tapi lagi-lagi wanita itu memaklumi.

Dan besok pagi Mitsuki akan membawa ibu dan ayahnya ke tempat Riku lagi untuk bertemu kembali, juga untuk bertemu cucu mereka.














.....

















"Mitsuki," ibunya memanggil ditengah perjalanan.


"Ha'i!!"


Beta itu tidak berani menoleh kesamping, pandangannya tetap lurus kedepan.

Satu tarikan di daun telinga membuatnya meringis, mereka menjadi pusat perhatian dijalanan, beruntung jalanan tidak terlalu ramai.


"Apakah Okaa-san pernah mengajarkanmu berbohong?!" Wajah cantiknya dipenuhi kemarahan, membuat si sulung takut.

"Tidak! Tidak! Okaa-san! Gomenasai! Aku tidak- aaahh-! Aduh! OKAA-SAN!!" Mitsuki bisa merasakan tarikan di telinganya semakin kuat.

"Anak nakal! Berbohong tentang hal sepenting ini selama setahun pada kami?! Sekarang mengaku-ngaku sudah punya anak! Hah- apa kau mau aku kembalikan kedalam perut agar aku bisa mengajarimu dari nol lagi?!" Dia menyeret putranya seperti itu sampai rumah.

"Tidak! Ampun! Gomenasai! Gomenasai Okaa-san! Aahh! Sakit!"

"Itu hukuman sudah berbohong padaku! Kau ini-- uhhhh!! Kalau bukan anakku sudah ku HIIHHH!!" Nyonya Izumi menarik telinganya lebih kuat lagi sampai telinga Mitsuki memerah.

"OKAA-SAN SAKIT!! JANGAN! ADUHH! AMPUN!! IYA-IYA AKU SALAH!! OKAA-SAAAANNN!!!"










......










Sakit ya bang jeweran ibu?


Kasian.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang