Chapter 59

134 17 19
                                    













"Kenapa Chichi tidak pernah pulang?"











Pertanyaan itu tidak segera dijawab.





Akihiro semakin kesal melihat Chichi nya yang diam,"Chichi tidak sayang Haha dan aku?"

Mendengar itu membuat Iori memucat,"bukan begitu! Chichi-"

"Chichi benci aku?!"

"Aki!"

Melihat Akihiro yang sesenggukan membuat Iori panik, tidak mungkin dia berlari ke kamar Riku dan memintanya menenangkan anak mereka. Riku pasti akan bertanya kenapa anaknya menangis, jika Akihiro bicara macam-macam hanya akan menambah pikiran omega itu.

"Aki, dengarkan Chichi ya, Chichi bekerja disana, jadi tidak bisa menemui kalian," Iori mengusap sudut mata putranya dengan ibu jari.

Akihiro menepis,"apa Chichi tahu kalau Haha sering menangis setiap malam?! Haha menangis memanggil namamu!! Bahkan dalam tidurnya dia mengigau!!"

Iori tidak membela dirinya, putranya tidak salah, omeganya juga, dia yang salah.

"Bahkan.... Aku tidak pernah bicara denganmu.... Walaupun kau sering menghubungi Haha," Akihiro meremas celananya.

Iori terdiam, dia membiarkan putranya meluapkan semua kata-kata yang ditahan selama ini.

Walaupun memang benar Iori tidak pernah berbicara dengan anaknya, bahkan lewat sambungan telepon. Iori selalu menolak dengan berbagai alasan, padahal sebenarnya dia hanya tidak ingin pulang sebelum benar-benar mapan dan mendapatkan pekerjaan tetap untuk mereka berdua.

Dia ingin pulang tanpa membuat keduanya khawatir.

















Tapi justru keputusannya itu membuat Akihiro menjauhinya. Itu.... Adalah kesalahannya.


















"Apa Chichi tidak membutuhkan Haha dan aku?"

Iori mengangkat kepalanya,"tidak! Aku-" dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Akihiro mengusap air matanya,"tapi Haha membutuhkan Chichi....


















Hiro juga butuh Chichi..."





















Dengan kalimat itu, air mata sang ayah jatuh menuruni pipinya. Dia langsung memeluk putranya, meminta maaf berkali-kali.

"Maafkan Chichi, Chichi salah. Maaf Aki! Maaf!"

Akihiro memukuli tubuh alpha itu, walaupun tidak menyakitkan dengan tenaga anak seusianya tapi itu sangat menyakitkan bagi Iori.

Mendengar putranya menangis meraung sambil memakinya, dia pantas, Akihiro sangat pantas untuk marah padanya.

"Chichi tinggalkan kami!! Chichi tidak pernah pulang!! Haha menangis karena Chichi! Haha berkali-kali memohon kepada Chichi untuk pulang!! Haha kesepian! Hiro juga kesepian!!





Uhh....





Huuu...







Sensei pernah meminta kami mendeskripsikan ayah kami, tapi....















Hanya aku yang tidak menuliskannya,"













"Maaf... Aki... Maafkan Chichi," Iori mengusap kepala Akihiro dengan lembut, meskipun tangisnya tetap belum berhenti, dia tidak berniat meminta Akihiro berhenti menangis.
















"Saat aku dirumah bertanya pada Haha..... Dia juga tidak langsung menjawabnya.... Saat aku mau tidur dia baru menjawab itu..." Akihiro memegangi kedua sisi wajah Chichi nya.

"Apa Chichi tahu ekspresi apa yang dia pasang saat itu?"

Iori memejamkan mata, dia menggeleng pelan.










"Haha kesepian,"














"Aku tidak mengenal Chichi... Aku hanya tahu nama dan fotomu, aku tidak tahu apa-apa selain fakta kalau aku anak kandung mu!" Akihiro kembali menangis.
















Iori benar-benar menyesali keputusannya.

Harusnya dia segera kembali begitu lulus tahun lalu dari program magister nya, harusnya dia pulang setiap liburan untuk menemui keduanya, harusnya dia tidak menuruti egonya.










Penyesalan memang selalu datang terlambat.















Sekarang dia hanya bisa memeluk putranya sambil menangis meminta maaf, sebagai ayah dia sudah gagal. Dia tidak bisa mendampingi Akihiro selama 5 tahun.

"Maafkan Chichi, maafkan Chichi meninggalkan kalian,"








































Dari balik pintu Riku sendiri menahan isakannya agar tidak terdengar kedalam.

Rasanya seperti mimpi saat dia menemukan alphanya sedang berjalan di jalanan Tokyo, saat dia memanggil namanya.

Seperti mimpi yang selalu dia bayangkan, terlalu indah.

Sampai melupakan fakta kalau alpha itu yang meninggalkannya setelah membuatnya dibuang oleh sang ibu.

Riku tidak pernah membenci Iori.


























.....































"Bagaimana rasanya penyesalan itu?
































Sakit kan?































Inilah rasanya kalau kau tidak mau mendengarkan ku!



























Dengarkan saja aku maka omega dan anak itu akan baik-baik saja!




























Apa kau mengerti...











































Diriku?"






















......












Sekeluarga nangeeesssss!!








With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang