Gimana pendapat kalian tentang cerita ini?
Silakan vote atau tinggalkan jejak.
INI UP TERAKHIR, YA!
***
“Dih, caper!”
“Hust! Nggak baik ngomong kayak gitu.”
Sontak membuat Shabita menoleh menatap Via dengan malas. Sahabatnya itu selalu saja membela orang seperti Ola yang sudah tahu sering menyakitinya.
Tadinya mereka berdua hendak ke kelas Edgar karena Via punya urusan dengan sepupunya itu, tetapi semua itu harus terhenti saat tanpa sengaja melihat keberadaan Ola yang sedang berinteraksi dengan Edgar.
“Setelah Esa terbitlah Edgar. Cih, semuanya dia embat!” Umpatan kasar terdengar lagi membuat Shabita kembali mendapatkan teguran dari Via. “Vi, kayaknya lo harus hati-hati sama cewek jahat itu.”
“Ta, udah nggak usah ngomong kayak gitu lagi. Nggak baik,” balas Via yang tak suka.
Hal itu berhasil membuat Shabita mendengus kesal. “Belain teros! Nggak ingat apa perbuatan dia ke lo?!” Dirinya bersedekap dada.
Tahu sikap Shabita yang memang sangat membenci Ola membuat Via hanya bisa mengembuskan napas berat. Tak mudah untuk membujuk Shabita agar tidak menjelek-jelekkan Ola karena bagaimanapun wajar jika seseorang membuat kesalahan seperti Ola.
“Sha—”
“Jangan terlalu baik ke dia, Vi.” Tiba-tiba Shabita menyela saat tahu Via akan kembali membela Ola. Aish, sahabatnya itu terlalu baik dan bodoh sekali. “Ingat! Udah banyak hal yang dia perbuat ke lo bahkan lo hampir aja mati gara-gara dia. Pokoknya gue nggak mau dengar lo bela dia lagi, titik!”
Pada saat itu Via hanya bisa diam tak bisa melawan jika Shabita sudah mengeluarkan jurusan andalannya.
“Eh, Bil!”
Shabita tiba-tiba saja berteriak seraya melambaikan tangan membuat fokus Via teralihkan ke sosok cowok tak jauh dari mereka.
“Neng Bita! Eh, ada Bu Boss juga!” celetuk Nabil melangkah mendekat sambil menyugar rambutnya, sok kegantengan.
“Lo ke sekolah?” tanya Shabita mengernyit pasalnya yang ia tahu anak Bruiser diskorsing selama satu Minggu akibat tawuran yang mengakibatkan Starling harus banyak menanggung rugi bahkan mereka sudah diancam untuk dikeluarkan jika kejadian seperti itu kembali terulang.
“Biasa.” Jawaban santai itu berhasil membuat Shabita mendengus tak urung mengangguk paham.
Karena ia sahabat Via yang berpacaran dengan leader Bruiser membuat gadis itu tentu saja sangat akrab dengan semua anggota termasuk Nabil. Jadi sikap Nabil sudah sangat mudah ditebak. Tidak sekali saja cowok itu diskors malah masih berkeliaran di sekolah, tetapi berkali-kali. Katanya bosan di rumah mulu juga bosan di basecamp mulu. Ada bagusnya ke sekolah mencari yang segar-segar. Meski sudah ditegur oleh guru termasuk guru BK Nabil tetap melanggar, benar-benar definisi nakal sepenuhnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...