Part 59 Belum Berakhir

176 9 0
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana mendung tampak jelas di atas sana membuat sebagian orang akan mengeluh karena aktivitas mereka akan terganggu jika hujan turun sebaliknya sebagian orang juga menganggap bahwa hujan itu, membawa berkah apalagi jika penikmat hujan.

Ola salah satu orang yang begitu menantikan hujan turun membasahi bumi. Sejak dari tadi ia hanya menghabiskan waktunya di halte bus sambil menunggu rintik hujan sesekali telapak tangannya ia arahkan ke depan.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu, tetapi ia masih ada di sekitar Starling lantaran menunggu pak Tio yang biasa menjemputnya.

Hari ini ia tak naik mobil. Entah mengapa ia malas untuk mengendarai mobil ke sekolah akhirnya ia menyuruh pak Tio untuk mengantarnya. Daripada tidak ada kerjaan.

“Ola.”

Kemunculan Keen membuat Ola semakin melebarkan senyumannya. Sangat nikmat sekali jika menunggu hujan bersama seseorang yang disuka. Eh, suka? Entahlah. Ia hanya nyaman di dekat Keen mungkin karena cowok itu selalu melindunginya.

“Kenapa?” tanyanya begitu Keen duduk di sampingnya.

“Gue pamit, ya.”

Seketika senyuman Ola menghilang digantikan keterkejutan dan ketakutan yang sekaligus melanda dirinya begitu Keen mengucapkan kata ‘pamit.’

“Gue mau ke Istana Langit,” lanjut Keen.

“Jadi, lo nggak akan datang ke sini lagi?”

“Gue cuman pergi untuk sementara waktu. Ada yang perlu gue lakuin di sana.”

Ola menghela napas lega. Setidaknya Keen hanya untuk pergi sementara saja. Ia kira untuk selamanya.

“Gue bakal tunggu lo di sini,” ucapnya tanpa sadar dan seketika langsung menutup mulutnya. “Ma–aksudnya gue bakal kesepian kalau satu teman gue pergi.”

Keen malah tersenyum geli dan langsung mengacak-acak rambut Ola membuat sang empunya seketika tak berkutik di tempatnya. Jantungnya kembali berdetak tak karuan.

“Tenang aja. Gue nggak bakal buat lo nunggu lama,” ujar Keen tersenyum manis lalu beranjak dari duduknya dengan masih menatap Ola seolah tak ada yang menarik dipandang kecuali Ola. “Kalau gitu gue pergi, ya.”

Seketika Ola menyentuh jantungnya yang berdetak kencang. Ada apa ini? Lama-lama ia akan jantungan jika terus-menerus berdekatan dengan cowok itu. Untung saja Keen sudah pergi, tetapi tak urung ia murung. Kapan kiranya cowok itu pulang?

Bukan Antagonis! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang