Part 57 Siapa Pelakunya?

117 7 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ola berlari sepanjang koridor rumah sakit disusul oleh Farel di belakang. Ia benar-benar khawatir begitu mendengar maminya mengalami kecelakaan tunggal dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Saking khawatirnya Ola hampir salah ruangan untung saja Farel dengan cepat membawa Ola ke ruang rawat VIP di mana Qiana sedang dirawat.

“Mami!” Ola membuka pintu
tergesa-gesa menatap maminya yang terbaring sedang dijaga oleh Ferel. “Mami.”

Ia langsung saja memeluk Qiana. Ia benar-benar tak bisa membayangkan jika maminya pergi meninggalkannya.

“Nggak pa-pa, Sayang. Mami baik-baik aja, kok,” ucap Qiana mengelus rambut Ola penuh sayang.

“Fer, udah telepon papa?” tanya Farel yang baru saja masuk.

Ferel mengangguk. “Papa otw ke sini.”

Setelah merasa tenang akhirnya Ola melepaskan pelukannya menatap maminya yang terdapat perban di kepalanya itu.

“Mami nggak pa-pa?” tanya Ola yang masih khawatir.

Lantas, Qiana tersenyum memegang tangan Ola dengan lembut seraya berkata, “Mama nggak pa-pa. Jadi, jangan khawatir.”

“Ma, sebenarnya apa yang terjadi?” Farel bertanya.

Sejenak Qiana terdiam lalu memulai menceritakan semuanya dari awal ia di kantor sampai ia mau pulang dan, tiba-tiba saja di perjalanan rem mobilnya blong yang akhirnya ia menabrak pembatas jalanan.

“Ini pasti disengaja. Nggak mungkin tiba-tiba rem mobil Mama blong,” sahut Farel.

“Iya. Apalagi Mama sering ngecek kondisi mobil Mama ke bengkel sekali seminggu, ‘kan?” tambah Ferel.

Mendengarnya entah mengapa Ola kembali teringat dengan ucapan Nayya beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa sebenarnya Beben juga menaruh dendam kepada maminya. Ia yakin pasti Malik di balik semua ini.

Beben pasti menyuruh Malik untuk mencelakai maminya dengan membuat rem mobil maminya blong.

“Dek, mau ke mana?” tanya Farel tiba-tiba begitu Ola berbalik.

“Aku ada urusan bentar, Bang.”

Setelahnya Ola berlari keluar, lalu mencari taksi menuju basecamp Bruiser. Biasanya mereka selalu berkumpul setiap hari termasuk Malik pasti ada di sana.

“Mana Malik?!” teriaknya menatap satu persatu mereka yang berada di luar.

Mendengar keributan di luar membuat Esa bersama beberapa orang lainnya yang berada di dalam sontak keluar begitu melihat Ola tiba-tiba datang.

“Ola?” Esa melangkah mendekati gadis itu.

“Mana Malik?” tanya Ola kepada Esa yang membuat Esa mengernyit.

Bukan Antagonis! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang