***
“Sorry, gue kira teman gue,” ucap Ola tak enak.
Siswa itu pun berlalu pergi meninggalkan Ola yang masih terdiam di tempatnya. Ia terlalu yakin bahwa itu, Keen. Lagi pula mana mungkin cowok itu, di sini.
“La, lo kenapa?” tanya Via datang.
“Keen siapa?” Kini giliran Esa bertanya. “Selingkuhan kamu, ya?” tuduhnya memicingkan matanya.
“Bukan. Dia teman aku, tapi aku salah. Aku kira dia.”
Via mengernyit bingung. “Sejak kapan lo punya teman cowok?”
Ola tak menggubris ucapan Via, ia lebih memilih melangkah duluan dengan tatapan ke arah depan, tapi pikirannya berada di tempat lain.
Keen apa kabar, ya? batinnya.
Ia mendongak menatap langit yang terlihat cerah. Ia berharap Keen tiba-tiba saja datang menemuinya. Namun, bukannya mustahil? Keen pernah mengatakan bahwa di tempat ini bukan bagian kekuasaannya. Jadi, sangat sulit bahkan tidak bisa datang ke sini.
Setelah makan di kantin bersama dengan Esa dan Via kini Ola berjalan sendirian di tengah-tengah siswa yang berjalan bersama teman-temannya.
Tadi Esa minta izin ke basecamp Bruiser dulu, sedangkan Via ada jadwal latihan bulu tangkis. Jadilah dirinya sendiri seperti biasa yang tidak memiliki kegiatan sama sekali.
Ia masuk ke dalam kelas dan melihat kursi di depan yang jika di sana, ada dirinya dan Nayya duduk di sana.Saat akan melangkah ke kursinya yang berada di baris kedua matanya tanpa sengaja melihat Nayya yang duduk sendirian di pojok sebelah kiri dekat jendela.
Baru saja akan berjalan dan bahkan hampir saja memanggil Nayya jika saja ia tak lupa bahwa sekarang Nayya lebih banyak pendiam, penyendiri, dan tidak memiliki satu pun teman. Rasanya ia ingin mengajak gadis itu berteman atau setidaknya mengajaknya ke kantin bersama.
Namun, ia sadar bahwa mereka berdua orang yang berbeda. Mengingat fakta itu membuat Ola mengembuskan napas kasarnya. Apa kabar dengan mereka sekarang? Apa sosok yang mirip dengannya juga sudah kembali? Jika begitu bukankah semuanya sudah kembali ke tempatnya masing-masing?
Ucapan Keen kembali membuat ia teringat bahwa ini bukan tempatnya. Tempatnya berada di dunia itu. Jika pun benar kenapa ia bisa kembali ke sini?
***
“Dek!”
Ola yang baru saja masuk dengan menenteng kedua sepatunya terhenti begitu Farel memanggilnya dari arah ruang tamu.
“Kak Frea?” Betapa terkejutnya saat tahu siapa sosok tamu Farel yang ternyata adalah Frea.
Lantas, Farel mengernyit bingung. Tentu saja karena ini pertama kalinya membawa Frea ke rumah. Jadi, orang rumah belum ada yang tahu mengenai Frea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...