Jangan lupa vote dan komen, ya biar aku semangat update 🌻Saran dan kritik terbuka luas.
***
Setelah kejadian mobil hitam melaju itu sempat menyempret salah satu anggota Vangster akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Untung saja tidak terjadi luka yang serius, hanya goresan kecil dan tetap mau ikut bergabung dan si pengendara juga sudah minta maaf dan mengaku bersalah karena mengendarai mobil ugal-ugalan.
Begitu sampai di puncak mereka semua berteriak penuh kegembiraan terkhususnya para cewek yang sudah sibuk selfie-selfie menikmati pemandangan di sana yang begitu indah apalagi suasana puncak terasa sejuk dan damai. Jauh dari hiruk pikuk kota.
“La, foto gue dong!”
Ola mengangguk lantas mengambil ponsel Nayya, lalu memotret gadis itu sesekali mencari spot yang bagus agar hasilnya juga bagus.
“Lo bisa liat? Gue jelas-jelas di depan lo. Lo yang duluan nabrak gue.”
Mereka yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing, tiba-tiba menoleh menatap Esa dan Keen yang sedang ribut.
“Ya, kalau gue salah. Gue minta maaf. Puas?” balas Keen yang sudah mengalah, tetapi rupanya Esa tak mau berdamai begitu saja.
“Cuman itu, lo yang bisa?” sindir Esa tersenyum miring.
Mereka berencana akan bakar-bakar ikat di depan vila setelah mendapat persetujuan dari sang pemilik vila. Akhirnya mereka mendapatkan tugas masing-masing untuk melengkapi segala keperluan yang dibutuhkan nanti malam kecuali para cewek yang hanya sibuk selfie.
Esa yang bertugas membawa bahan-bahan yang selalu melihanya hal yang dibawa apa sudah lengkap. Karena ia tak melihat dengan benar makanya bisa menabrak Keen yang hendak masuk ke dalam tak sengaja melihat ponselnya begitu ada panggilan masuk dari pemilik rumah yang ia tinggali.
“Gue udah minta maaf. Seharusnya itu, udah cukup buat lo. Lagian lo juga nggak liat jalan. Jadi, kita berdua sama-sama salah di sini,” balas Keen yang berhasil membuat amarah Esa muncul.
Cowok itu menarik kerah baju Keen yang terlihat santai-santai saja. Hampir saja menonjok wajah Keen yang terlihat songgong di depannya jika saja Ola tak datang melerai.
“Kalian berdua apa-apaan, sih?!” kesal Ola. “Keen, seharusnya lo nggak balas dia. Api ketemu api malah semakin panas dan lo, Sa.”
Ola kini beralih menatap Esa setelah tadi sempat menatap Keen.
“Nggak seharusnya lo marah-marah kayak gini. Udah jelas Keen minta maaf sama lo. Seharusnya juga lo minta maaf ke dia.”
Tampak kedua tangan Esa mengepal kuat lalu pergi begitu saja bahkan suara teriakan dari Ola tak diacuhkan oleh Esa, sedangkan Keen mulai masuk ke dalam setelah tadi mengobrol dengan Ola sebentar.
Kini Ola menghela napas berat. Mereka berdua selalu saja bertengkar. Bagaimana caranya untuk membuat keduanya akur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...