***
Pertanyaan Esa mengenai Keen tak dijawab oleh Ola. Gadis itu lebih memilih beranjak dari duduknya meninggalkan Esa.
“La, mau ke mana?” tanya Esa membuat langkah Ola sempat terhenti.
“Warung mbak Yul dan gue mohon jangan ikutin gue,” balasnya kembali melangkah.
Ia tahu betul Esa bahwa cowok itu pasti akan mengikutinya. Sebenarnya tidak apa-apa hanya saja ia perlu waktu sendiri.
Untungnya pak satpam mengizinkannya untuk keluar. Sesampainya di warung mbak Yul suasananya tanpa sepi dan hal itu memang sudah biasa mengingat anak-anak lebih suka nongkrong di kantin.
Namun, warung mbak Yul juga bagus. Baksonya enak makanya ia merindukan makan bakso di sini. Ia duduk di salah satu kursi yang ia duduki saat bersama dengan Keen.
“Biar gue yang pesanin, ya.”
Ola tiba-tiba melihat Keen yang duduk di sebelahnya hampir saja membuka suara jika saja cowok itu tak menghilang. Ternyata hanya halusinasinya saja.
“Mbak Yul, baksonya satu!” teriaknya, tetapi ditunggu balasan mbak Yul tak ada membuat Ola mengernyit.
Tumben sekali mbak Yul tak membalasnya biasanya saat ia memesan mbak Yul langsung berteriak.
Memastikan mbak Yul ada ia pun beranjak dari duduknya melangkah lebih dekat. Mbak Yul tak ada, tetapi masa tutup? Jelas-jelas perlengkapan mbak Yul masih ada.
“Mbak Yul,” panggilnya.
Hening. Ola pun melangkah memasuki dapur mbak Yul dengan membuka pintu besi di depannya itu. Saat di dalam tidak ada tanda-tanda keberadaan mbak Yul. Mungkin saja mbak Yul keluar sebentar.
Namun, saat akan keluar tiba-tiba saja pintu tidak bisa dibuka membuat Ola berteriak beberapa kali bahkan mengedor pintu di depannya itu yang berakhir sia-sia.
Sialnya ponselnya ketinggalan di dalam tasnya. Jadi, ia harus apa? Tak ada pilihan lain selain menunggu mbak Yul datang.
Namun, tiba-tiba saja ia mencium bau asap bersamaan itu asap masuk melalui celah-celah pintu dan jendela Ola sontak membulat mata. Kebakaran!
“Tolong!” teriak Ola panik.
Di sisi lain, terlihat Esa yang tadinya mau ke basecamp tiba-tiba saja dibuat bingung dengan melihat beberapa orang berlari.
“Ada apa?” tanya Esa kepada salah satu siswa yang sempat ia cekal.
“Itu, ada kebakaran di warung mbak Yul.”
Sontak Esa berlari. Di sana ada Ola. Begitu ia keluar dari gerbang semuanya sudah mengerumuni warung mbak Yul termasuk mbak Yul ada juga di sana.
“Ada satu korban yang merupakan siswi Starling.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...