Part 24 Mulai Luluh?

244 12 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

“Big bos!”

Tampak geng inti Bruiser berdiri di dekat pintu. Iya, merekalah biang kerok menendang pintu yang tidak ada salahnya sama sekali.

Melihat kedatangan geng Bruiser dengan jumlah yang banyak membuat Abimanyu langsung mengisyaratkan kepada anak buahnya untuk menyerang mereka.

“Serang!” teriak Yuda ikut bergabung bersama yang lainnya untuk menghajar Vangster, sedangkan Nabil dan Maurya—anggota Bruiser berlari menyelamatkan Esa yang terduduk lemas sendirian.

“Sa, lo nggak pa-pa?” tanya Nabil khawatir dengan langsung membantu Esa berdiri.

“Kok, lo bisa tau gue di sini?” tanya Esa yang masih berusaha untuk tetap dalam keadaan sadar.

“Maurya tadinya mau ke rumah lo terus tiba-tiba liat lo keluar terburu-buru. Makanya dia ngikutin lo sampai sini.”

Mendengarnya membuat Esa menatap Maurya—adik kelasnya itu dengan lega.

Thanks.” Ia menepuk bahu Maurya satu kali. Ia tak bisa membayangkan jika tak ada Maurya.

“Iya, Bang. Lain kali jangan pergi sendirian,” sahut Maurya.

Esa mengangguk dengan sesaat terdiam hingga akhirnya baru tersadar tujuan utamanya datang ke sini.

“Ola!” Dengan paniknya ia berusaha berjalan sendirian membuat Nabil dan Maurya mengikuti dari belakang. “Biar gue aja. Lo berdua bantu mereka,” ucapnya membuat mereka berdua mengangguk menurut.

Sekuat tenaga Esa berjalan sendirian melewati ruangan yang tak terpakai, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda keberadaan Ola hingga akhirnya ia berhasil menemukan gadis itu yang terikat di kursi kayu.

Melihat kedatangan Esa membuat Ola berusaha berbicara meski pada akhirnya hanya kalimat 'hmm' yang keluar.

Esa berjongkok memandangi wajah Ola dengan pencahayaan yang minim. “Lo nggak pa-pa?” tanyanya begitu khawatir.

Ola mengangguk kepala membuat Esa dengan cepat membuka lakban di mulut Ola dan tali yang mengikat tangan serta kaki gadis itu.

Setelah terlepas Ola sontak memeluk Esa dengan tangis yang sudah pecah karena jujur saja ia sangat ketakutan. Ia berusaha untuk berani, tetapi setelah melihat Esa entah mengapa membuatnya meneteskan air mata. Ini pertama kalinya ia diculik dan itu, sangat menyeramkan disekap di gedung tak terpakai dengan keadaan gelap.

Sesaat Esa terdiam menerima pelukan tiba-tiba dari Ola, tetapi perlahan ia membalasnya begitu merasakan tubuh gadis itu bergetar hebat.

“Semuanya udah aman,” bisiknya bermaksud ingin menenangkan.

“Big bos!”

Keduanya sontak melepaskan pelukan begitu Malik, Yuda, Agam, dan Nabil datang.

“Udah selesai?” tanya Esa mengernyit. Perasaan baru sebentar ia meninggalkan mereka yang sedang bertarung.

Bukan Antagonis! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang