Hai maaf kemarin cuma up satu part, tapi hari ini akan double 🥳
***
Perlahan Ola membuka kedua netra matanya dan hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit ruangan dengan bau obatan membuatnya sangat yakin ia berada di rumah sakit.
“Sayang, akhirnya kamu sadar juga.” Terlihat Qiana yang duduk di sebelah Ola bernapas lega.
Ola menatap sekitarnya, ada mami, papi, kedua abang twinsnya bahkan Esa pun juga ada di sana. Mengingat sesuatu yang terjadi kepadanya ia terbangun dengan langsung memegang tangan Esa.
“Sa, gue udah tau pelakunya. Ternyata Nayya yang selama ini pelakunya bahkan dia juga yang udah bunuh Beben,” lontar Ola membuat semuanya terkejut termasuk Esa.
“Nggak mungkin, ‘kan?”
“Gue punya bukti. Gue sempat rekam pembicaraan gue sama Nayya.” Ola mencari ponselnya yang entah hilang ke mana.
“Lo cari ini, Dek?” tunjuk Farel membuat Ola mengangguk langsung mengambil ahli ponselnya.
Iya, gue yang lakuin semuanya! Dan bodohnya lo baru tau. Ke mana aja lo selama ini? Gue juga yang bunuh Beben.
Lagi-lagi mereka terkejut mendengar rekaman suara itu yang berhasil membuat Esa mengepal kedua tangannya.
“Gue bakal laporin ini ke kantor polisi.”
“Gue kirim bukti rekamannya ke lo.”
“Kalau gitu gue permisi dulu, Tan, Om, Bang, La,” pamit Esa yang mendapatkan anggukan dari mereka semua.
“Hati-hati, Sa!”
“Sayang, istirahat dulu, ya,” ucap Qiana begitu Esa sudah pergi.
“Ola nggak bisa tenang, Mi sebelum Nayya ketangkep,” tolak Ola.
“Biar kamu cepat pulang mending istirahat, ya?” Prabu membuka suara.
Ola tak nurut ia lebih memilih menatap maminya ia tahu wanita paruh baya itu pasti bingung karena sempat membawa nama maminya di rekaman tadi.
“Mi, Nayya dan Beben mau balas dendam ke Mami karena dulu Mami pernah jadi pengacara keluarga Bwana untuk melawan keluarga Biliar.”
“Jadi, itu? Mama benar-benar nggak nyangka.”
Tiba-tiba saja ponsel Ola bergetar menandakan ada sebuah telepon masuk yang ternyata berasal dari Esa.
‘Halo, Sa. Gimana? Nayya nya udah lo tangkep?’
‘Dia berhasil kabur dan saat ini polisi lagi ngelacak keberadaannya. Lo tenang aja Nayya pasti bakal katangkep.’
“Gimana, Dek? Apa kata Esa?” tanya Ferel setelah Ola selesai berbicara dengan Esa di telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...